Sementara jumlah pengungsi banjir di Kabupaten Pekalongan mencapai 2.000 jiwa.
"Jumlah pengungsi banjir mencapai dua ribu orang, dan wilayah yang terdampak paling parah ada di Kecamatan Wonokerto, terus Tirto, wilayah Wiradesa, dan Siwalan," kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi kepada Tribunjateng.com, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Banjir Rendam 100 Rumah di Kampung Gusti Pejagalan Penjaringan Jakarta Utara
Asip mengungkapkan, bahwa lonjakan jumlah pengungsi korban banjir ini disebabkan oleh debit air yang semakin bertambah dan curah hujan yang masih sangat tinggi.
Oleh karena itu, pihaknya akan menambah jumah pos-pos pengungsian untuk dapat menampung para korban banjir.
"Pos-pos pengungsian sekarang kita tambah lagi dan dapur umum kita perbanyak," ungkapnya.
Baca juga: Viral Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di Tengah Banjir di Pekalongan, Begini Kisahnya
Asip juga telah memerintahkan kepada kepala desa dan camat untuk selalu melakukan giat patroli ke desa-desa yang terdampak banjir.
Hal itu dikarenakan, masih banyaknya warga yang harus dilakukan evakuasi. Seperti, Ibu hamil, Ibu yang baru melahirkan dan lansia.
"Terkait itu, saya sudah berikan perintah kepada camat dan kades, lansia, ibu hamil dan baru melahirkan untuk dijadikan prioritas untuk dilakukan evakuasi," imbuhnya.
Sementara itu, Muhammad Faisol (25) warga RT 3 RW 1 Desa Karangjompo, Kecamatan Tirto, mengatakan, sudah 13 hari banjir merendam desanya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pengungsi Banjir di Pekalongan Capai 2.000 Jiwa, Bupati Asip: Pos Pengungsian & Dapur Umum Ditambah