TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN -- Penderitaan warga di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah terus bertambah karena banjir di sejumlah tempat belum juga surut.
Hingga Jumat (19/2/2021) banjir masih menggenangi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Tirto, Kecamatan Wiradesa, dan Kecamatan Wonokerto.
Warga pun banyak yang mengungsi, karena rumahnya telah terendam air.
Seorang pengungsi di pengungsian Desa Pesanggrahan, Wiradesa mengatakan, ia telah dua minggu mengungsi karena banjirnya tak kunjung surut.
"Banjirnya sudah sampai 1 meter," kata Siti seorang pengungsi saat dikunjungi relawan Paguyuban Smanco 91 & Rekan.
Baca juga: Banjir di RT 007/05 Kecamatan Makassar Belum Surut, Genangan Air Masih Setinggi 40 Cm
Bahkan hujan dalam beberapa hari ini tak kunjung reda dan kini banjirnya juga telah mencapai rumah sakit keraton.
Sementara Dati (48) warga RT 02/01 Desa Bandengan memutuskan tetap tinggal di rumahnya.
Ketinggian air sudah mencapai lutut.
Baca juga: Banjir Rendam 100 Rumah di Kampung Gusti Pejagalan Penjaringan Jakarta Utara
Bantuan mengalir
Selain bantuan dari pemerintah, sejumlah bantuan dari warga juga mengalir.
Salah satunya adalah Paguyuban Smanco 91 dan Rekan yang mengirimkan relawan dan bantuan ke warga yang terkena dampak banjir.
Sekitar 1.000 bungkus nasi dan logistik baik untuk kebutuhan pangan, sandang dan obat-obatan disampaikan ke para pengungsi.
Relawan, Wigarno mengatakan, meski mereka dari Kabupaten Pemalang, namun turut merasa prihatin dengan bencana yang menimpa warga Pekalongan, sehingga mereka tergerak untuk memberikan bantuan.
Pengungsi 2.000
Sementara jumlah pengungsi banjir di Kabupaten Pekalongan mencapai 2.000 jiwa.
"Jumlah pengungsi banjir mencapai dua ribu orang, dan wilayah yang terdampak paling parah ada di Kecamatan Wonokerto, terus Tirto, wilayah Wiradesa, dan Siwalan," kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi kepada Tribunjateng.com, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Banjir Rendam 100 Rumah di Kampung Gusti Pejagalan Penjaringan Jakarta Utara
Asip mengungkapkan, bahwa lonjakan jumlah pengungsi korban banjir ini disebabkan oleh debit air yang semakin bertambah dan curah hujan yang masih sangat tinggi.
Oleh karena itu, pihaknya akan menambah jumah pos-pos pengungsian untuk dapat menampung para korban banjir.
"Pos-pos pengungsian sekarang kita tambah lagi dan dapur umum kita perbanyak," ungkapnya.
Baca juga: Viral Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di Tengah Banjir di Pekalongan, Begini Kisahnya
Asip juga telah memerintahkan kepada kepala desa dan camat untuk selalu melakukan giat patroli ke desa-desa yang terdampak banjir.
Hal itu dikarenakan, masih banyaknya warga yang harus dilakukan evakuasi. Seperti, Ibu hamil, Ibu yang baru melahirkan dan lansia.
"Terkait itu, saya sudah berikan perintah kepada camat dan kades, lansia, ibu hamil dan baru melahirkan untuk dijadikan prioritas untuk dilakukan evakuasi," imbuhnya.
Sementara itu, Muhammad Faisol (25) warga RT 3 RW 1 Desa Karangjompo, Kecamatan Tirto, mengatakan, sudah 13 hari banjir merendam desanya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pengungsi Banjir di Pekalongan Capai 2.000 Jiwa, Bupati Asip: Pos Pengungsian & Dapur Umum Ditambah