TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMP di Sumatera Barat tak mau sekolah karena tak ada biaya membeli kuota internet.
Kisah itu diketahui dari unggahan akun TikTok @evayanti1801, Selasa (16/2/2021).
Video yang diunggah oleh wali kelas itu telah ditonton 1,6 juta kali.
Guru itu menyebut, siswa yang ia kunjungi itu tak pernah mengumpulkan tugas daring.
Selain itu, sang siswa juga tak pernah muncul dalam grup WhatsApp kelas.
Sehingga, dirinya dan guru yang lain pergi mengunjungi rumah siswa itu.
Namun, anak tersebut tak mau menemui gurunya karena merasa malu.
Baca juga: VIRAL Mahasiswa Rakit Setir Kemudi untuk Game dari Bahan Bekas, Enggan Beli Asli dengan Harga Jutaan
Baca juga: VIRAL Mahasiswa Rakit Steering Wheel Game Sendiri, Pakai Barang Bekas, dari Kayu hingga Tutup Toples
"Ketika murid tak pernah mengumpulkan tugas daring dan tak pernah muncul di dalam grup WA kelas.
Saya sebagai wali kelas melakukan home visit bersama guru BK melihat keadaan murid itu.
Kami memanggil-manggil tapi si anak tak mau membukakan pintu.
Ternyata beginilah keadaannya. Dia tak mau menemui guru karena malu hanya ibunya yang menemui kami," tulisnya.
Baca juga: Viral Mahasiswa Bikin Steering Wheel Game Sendiri, Akui Hanya Habiskan Dana Rp 50 Ribu, Ini Kisahnya
Baca juga: KPAI: PJJ di Masa Pandemi Tingkatkan Potensi Putus Sekolah karena Siswa Menikah
Pada unggahan selanjutnya, terungkap jika sang siswa tak mempunyai biaya membeli kuota internet untuk pembelajaran daring.
Sehingga, siswa tersebut pun tak mau lagi melanjutkan sekolah.
"Setelah melakukan home visit, 2 jam kemudian si siswa mengirimkan chat ke WA saya menggunakan HP kakaknya.
Si siswa mengatakan tak mau lagi melanjutkan sekolah karena tak ada biaya untuk membeli kuota untuk menyelesaikan tugas.
Dan si siswa tadi sudah bekerja karena ayahnya sudah gak kuat lagi bekerja untuk menghidupi mereka," lanjut guru itu.
Konfirmasi Tribunnews
Guru yang mengunggah kisah itu bernama Eva Yanti (42).
Ia merupakan guru Bahasa Inggris di sebuah SMP Negeri di Sumatera Barat.
Guru yang menjadi wali kelas ini membenarkan, dirinya tak bisa menemui siswa tersebut.
"Awalnya siswa enggak mau menemui kami," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (18/2/2021).
"Pertemuan kedua, kami berjumpa dengan ibunya."
"Lalu saya meninggalkan pesan meminta siswa untuk WA saya," sambungnya.
Baca juga: Kompetisi Online Kolaborasi MGMP DKI Jakarta PesonaEdu dan BCA Diikuti 26.400 Siswa
Baca juga: Sembilan Tahun Bela Arema FC, Kapten Singo Edan Hendro Siswanto Pamit Pindah ke Borneo FC
Eva mengatakan, para guru di sekolahnya melakukan kunjungan ke rumah siswa atau home visit setiap hari.
"Kami sejak bulan lalu selalu home visit ke rumah siswa."
"Karena banyak siswa yang memang tak hadir di dalam grup kelas," ungkap dia.
Dirinya pun mengaku prihatin dengan para siswa yang harus bekerja membantu keluarga.
"Terus terang kami prihatin dengan keadaan ini."
"Karena pandemi, anak-anak terbiasa bekerja membantu perekonomian keluarga."
"Jadi untuk kembali sekolah jadi terasa berat," imbuhnya.
Baca juga: VIRAL Sekelompok Pemuda Dirikan Komunitas Sosial Khusus Bantu Lansia, Ini Kisahnya
Baca juga: Prestasi Akademik Siswa Perlu Dibarengi dengan Pendidikan Karakter
(Tribunnews.com/Nuryanti)