TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Oknum polisi pembunuh dua gadis Riska Fitria (21) dan Aprilia Cinta (13) kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Aipda Roni Syahputra adalah anggota Polres Pelabuhan Belawan yang tercatat pernah bertugas di Pores Toba, tepatnya di Polsek Balige.
Briptu Tetty Manurung, seorang Polwan di Polres Toba, membeberkan perilaku pelaku selama bertugas di Toba.
"Sering bermasalah juga selama di Toba," ujar Polwan yang bertugas di Unit Resnarkoba Polres Toba, dihubungi Tribun Medan, Kamis (25/2/2021).
Baca juga: Pembunuh Riska Tertangkap, Ini yang Dilakukan Ibundanya
Kata Tetty, dulunya Rony sempat bertugas selama empat tahun di Polres Toba, yakni di Polsek Balige dan Shabara Polres Toba.
Dua tahun belakangan, Rony pindah tugas ke Polres Belawan.
Selama di Toba, menurut Bripda Tetty, Rony jarang masuk kantor.
Baca juga: Pembunuh Riska dan Aprilia Ternyata Seorang Oknum Polisi, Bukan Soal Cinta Tapi Ini Motifnya
"Sering tidak masuk, sekali masuk udah dihukum," kata Tetty.
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap dua wanita muda yang jasadnya ditemukan terpisah di wilayah Medan Barat dan Kabupaten Sergai.
Informasi yang berhasil dihimpun, polisi amankan oknum Polres Pelabuhan Belawan berpangkat Aipda karena diduga kuat telah membunuh dua wanita sekaligus.
"Motifnya karena sakit hati," sebut Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).
Baca juga: Riska dan Aprilia Diduga Dibunuh Bersamaan Tapi Jasadnya Dibuang di Tempat Berbeda
Lanjut mantan Kapolres Nias ini, sakit hati tersangka diawali dari pertemuannya dengan seorang korban yang jasadnya ditemukan di kawasan Sergai.
"Korban meminta kepada tersangka yang bertugas jaga untuk menyampaikan titipan kepada tahanan di sel Mapolres Pelabuhan Belawan.
Namun, setelah dicek korban yang merupakan honorer di Polres Pebaluhan Belawan itu tentang titipan tersebut, tidak sesuai keinginannya," katanya.
Karena itu, sambungnya, korban bersama temannya yang jasadnya ditemukan di wilayah Medan Barat menanyakannya kepada tersangka.
"Ketika korban menanyakan perihal titipannya bersama seorang wanita temannya kepada tersangka, terjadi ketersinggungan hingga membuat oknum tersebut sakit hati," terang Nainggolan.
Setelah itu, tersangka menghabisi kedua korban dengan cara dicekik dan jasadnya dibuang terpisah, di wilayah Sergai dan Medan Barat.
"Korban dihabisi dengan cara dicekik," kata Nainggolan.
Saat ini, sambung Nainggolan, tersangka telah diamankan di Mapolres Pelabuhan Belawan. Aipda tersebut ditangkap di kediamannya kawasan Medan Marelan.
Namun, ketika ditanya lebih jauh, Nainggolan enggan berkomentar. Dia hanya menandaskan, kasus itu akan dirilis pihak Polres Pelabuhan Belawan.
"Ditangkap di rumahnya, kawasan Marelan," pungkas Nainggolan.
Diketahui, penemuan jenazah dua wanita muda di pinggir jalan, sempat menggegerkan warga Sumut.
Jenazah wanita pertama adalah Riska Fitria (21), yang ditemukan di pinggir Jalinsum kawasan Lingkungan Pasiran Kelurahan Simpang Tiga Pekan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Selama ini, Riska bekerja sebagai Pekerja Harian Lepas di Polres Pelabuhan Belawan.
Sedangkan satunya lagi merupakan remaja 13 tahun bernama Aprilia Cinta. Jenazah Aprilia Cinta ditemukan di Jalan Budi Kemasyarakatan, Lingkungan 24, Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat.
Penemuan Jasad Riska Fitria
Lokasi penemuan jasad Riska Fitria hanya berjarak sekitar 15 meter dari beberapa rumah makan dan tempat usaha lain di pinggir Jalinsum kawasan Lingkungan Pasiran Kelurahan Simpang Tiga Pekan Kecamatan Perbaungan.
Lokasinya sering dijadikan tempat parkir oleh para sopir truk-truk besar dan tempat beristirahat.
Mutia, pemilik Rumah Makan Keluarga menceritakan jasad Riska Fitria ditemukan Senin (22/2/2021) dini hari.
"Sekitar jam 01.00 itu bang. Kami taunya dari Budi tukang parkir yang ada di sini baru kemudian kami pun lihat. Kebetulan warung punya kami inikan 24 jam bukanya. Sudah sepi sebenarnya karena memang kalau malam Senin selalu sepi truk-truk nggak banyak yang singgah. Kami nggak ada yang kenal, nggak lama kemudian datanglah polisi," kata Mutia, Selasa (23/2/2021).
Sementara itu, Wina pekerja di rumah makan ini menyebut sebelum polisi datang posisi mayat kaki di atas dan kepala di bawah seperti hendak dibuang dan dijatuhkan dari jalan.
Saat itu tidak ada yang berani memegang jasad korban. Warga hanya melihat-lihat dari jarak dekat. Ia mengingat kalau saat itu wajah korban tampak membiru.
"Kalau darah kayaknya nggak ada cuma mukanya membiru gitu. Sebenarnya ada juga truk-truk parkir tapi jaraknya berjauhan. Ya mungkin naik mobil itu menurunkan mayatnya, cuma nggak ada nampak pula kami ada mobil berhenti di depan ini," ucap Wina.
Jasad Aprilia Cinta
Sementara jasad Aprilia Cinta ditemukan di Jalan Budi Kemasyarakatan, Lingkungan 24, Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat, pada 22 Febuari 2021 sekira pukul 05.30 WIB.
Aprilia Cinta ditemukan pertama kali oleh Rohmad Efendi, petugas P3SU di Jalan Budi Kemasyarakatan.
"Pada saat kami sedang bertugas seperti biasa untuk mengutip sampah dan kemudian kami melintas di jalan Budi Kemasyarakatan saya melihat seperti ada sesosok perempuan yang tergeletak di pinggir jalan," kata Rohmad.
Saat melihat korban tergeletak, Rohmad bersama rekannya mencoba membangunkannya.
"Saya memberitahukan kepada rekan kerja saya dan setelah kami mendekatinya kami melihat memang benar ada sesosok perempuan yang sedang tergeletak," tuturnya.
Lebih lanjut, Rohmad menuturkan ketika dibangunkan ternyata Aprilia sudah tewas, lalu ia dan rekannya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.
"Kami berusaha membangunkannya dengan cara membunyikan suara klakson mobil namun sosok perempuan tersebut tidak bergerak. Setelah itu kami melaporkan kepada pihak Polsek Medan Barat," pungkasnya.
Kata Tetangga Korban
Tetangga yang juga kerabat korban, Ami menceritakan bahwa dirinya terakhir melihat Aprilia Cinta pada Sabtu (22/2/2021).
Kata Ami, saat itu, Aprilia diajak oleh Riska Fitria untuk pergi.
"Jadi awalnya itu Riska yang ajak Cinta untuk pergi Sabtu sore, katanya mau pergi beli kertas kado. Kalau enggak diajak kian pasti tidak akan seperti ini Cinta itu," tuturnya.
Ia menyebutkan setelah hari itu, Cinta tak kunjung pulang dan akhirnya dirinya mendapatkan kabar bahwa temannya tersebut juga sudah meninggal dunia.
"Setelah itu kami enggak pernah melihat lagi korban, sampai dapat kabar meninggal di Brayan," ungkapnya.
Ami menceritakan, Cinta adalah sosok anak yang baik bahkan bersekolah di sekolah Islamiah Al-Washliyah.
"Dia periang, terus dia sekolah di Sekolah Islam Al-Washliyah, dia itu anak baik," tuturnya.
(Jun-tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Oknum Polisi Tersangka Pembunuhan 2 Wanita Pernah Bertugas di Polres Toba, Disebut Kerap Bermasalah