TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Nuansa berbeda nampak saat perayaan Cap Go Meh di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban, Minggu (28/2/2021), pagi.
Rangkaian penutupan Imlek 2572 Kongzili, sejumlah pejabat Kementerian Agama (Kemenag) ikut hadir di kelenteng terbesar Se-Asia tenggara itu.
Sejumlah organisasi kepemudaan tingkat nasional juga hadir, di antaranya DPP KNPI, Ansor, Pemuda Muhammadiyah, dan sejumlah organisasi lainnya.
Sekjen Kemenag, H Nizar Ali mengatakan, ini merupakan pengalaman pertama bisa hadir di acara Cap Go Meh.
Mengenai kesan, tentu ada rasa kekaguman tentang keberadaan TITD Kwan Sing Bio yang sangat besar ini.
Tempat ibadah ini mampu menyatukan tiga ajaran atau agama yang berbeda menjadi satu, dalam bingkai kebhinekaan.
Baca juga: Usai Divaksin Covid-19, Mardani Ali Sera Ngaku Tak Alami Rasa Pegal
"Ini pengalaman pertama ikut Cap Ggo meh, saya senang dan kagum bisa hadir di TITD Kwan Sing Bio Tuban," ujarnya kepada wartawan.
Selain Sekjen Kemenag H Nizar Ali, Dirjen Budha Caliadi, hadir Kepala Pusbimdik Wawan Djunaedi, Ketum KNPI Haris Pertama, Ketum Pemuda Muhammadiyah Sunanto (cak nanto), Ketum Gemaku Js Kristan, Perwakilan GP Ansor Zakaria Ridwan, Ketua Ansor Jatim Syafiq Sauqi dan Ketua Ansor NTB Zamroni Azis.
Nizar juga tak lupa memanjatkan doa pada momen penutupan Imlek tahun ini.
Di tengah situasi pandemi covid-19 yang masih mewabah, ia berharap agar virus ini segera sirna, sehingga segala aktivitas bisa kembali normal seperti sediakala, termasuk ekonomi maupun kegiatan ibadah.
"Doanya semoga pandemi covid-19 segera berlalu, agar dunia bisa kembali normal," pungkasnya.
Baca juga: Kondisinya Kian Membaik Pasca Dinyatakan Positif Covid-19, Ashanty Ungkap Rasa Syukur
Ketua Penilik Demisioner TITD Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro menyatakan, kehadiran para pejabat Kemenag dan sejumlah tokoh kepemudaan menjadi bukti bahwa klenteng menjadi salah satu miniatur kemajemukan.
Di tahun kerbau logam ini, ia memanjatkan doa agar covid-19 segera berlalu dan dunia bisa kembali beraktivitas seperti sediakala.
Mengenai perselisihan status rumah ibadah yang sempat terjadi gejolak, Alim menegaskan masalah itu sudah selesai dan tetap kembali sebagai rumah ibadah Tri Dharma.
Kini klenteng tetap menjadi rumah ibadah bagi tiga agama, yaitu Konghucu, Budha dan Tao.
"Terkait status rumah ibadah sudah selesai, ya kita berdoa semoga covid-19 segera berlalu," katanya.
Sekjen Kemenag Nizar Ali juga menegaskan bahwa konflik di internal TTID Kwan Sing Tuban telah selesai.
Baca juga: Akibat Letusan Ban Truk, Tukang Tambal Ban di Tuban Meninggal Dunia
Tidak ada lagi perpecahan antar-agama di kelenteng tersebut dan semua pihak telah sepakat untuk kembali bersatu.
“Jadi, tidak ada lagi friksi-friksi, apalagi friksi antar-agama di sini,” kata Nizar Ali
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto mengakui toleransi keagamaan di kabupaten Tuban, Jawa Timur sebagai miniatur ke-Indonesia-an.
"Masyarakat sangat luar biasa mampu memaknai perbedaan dan saling support satu sama lain antara perbedaan-perbedaan keyakinan yang tetap satu kesatuan, keberagaman dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," terang Cak Nanto.
Ia juga mengingatkan kebhinekaan dalam bernegara adalah konsesus nasional seperti telah diajarkan pendahulu bapak pendiri bangsa.
"Negara Pancasila merupakan konsep Darul Ahdi Wa Syahadah yang sudah wariskan.
Kita tidak usah utak-atik proses konsesus dari founding father terdahulu. Karena kebhinekaan dan persatuan merupakan kekuatan besar di Indonesia," paparnya
Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pejabat Kemenag Hadiri Cap Go Meh di TITD Kwan Sing Bio Tuban, Sekjen: Ini Pengalaman Pertama