"Mirip darah segar, seperti saat keluar dari tubuh hewan jika disembelih," akunya.
Derasnya air berwarna merah itu bahkan hingga mengalir ke saluran air disekitar pekarangan kosong tersebut.
Namun, lama kelamaan, air berwarna merah yang keluar semakin sedikit dan kemudian tidak muncul lagi.
Keluar Setelah Hujan
"Setelah itu turun hujan lagi. Lalu sekira pukul 17.00 WIB, sudah tidak keluar lagi hingga pagi ini," jelasnya.
Marimo mengaku merinding saat melihat air berwarna merah pekat itu keluar.
"Saya tidak berani mendekat, saya merinding melihat air itu," ucapnya.
Tak hanya Marimo, Sekretaris Desa (Sekdes) Pundungrejo, Sutardi juga merinding saat melihat air merah itu.
"Kami mendapatkan laporan dari pak RT setempat, kemudian saya datang," kata dia.
"Itu saya tidak berani begitu dekat, karena saya juga ngeri," imbuhnya.
Baca juga: Nikmati Perjalanan, Ini Obrolan Abu Bakar Baasyir Selama 8 Jam Jalur Darat Bogor-Sukoharjo
Dia menuturkan peristiwa tanah berdarah itu baru kali pertama terjadi di desanya.
"Ya semoga hanya fenomena alam biasa, bukan pertanda ada hal buruk lainnya," aku dia.
Terpisah, Sekretaris Desa (Sekdes) Pundungrejo, Sutardi, lingkungan dari tanah yang berdarah itu jauh dari pabrik.
"Kalau aktivitas masyarakat yang menggunakan pewarna, setau saya tidak ada," kata dia.