Pasalnya, dirinya tidak pernah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam operasi penyerangan dan pengeboman yang terjadi di beberapa daerah kala itu.
Selain itu, sebagai sikap pribadi, Abbas mengaku tidak bersepakat dengan adanya aksi penyerangan; bom, yang menargetkan warga sipil.
Baginya, menurut prinsip Islam, dalam situasi perang yang tak terhindarkan sekalipun, pihak yang berkonflik dilarang menargetkan warga sipil atau orang lemah yang tidak berkaitan langsung dengan sebab-musabab peperangan.
"Islam mengajarkan tidak boleh membunuh wanita, anak-anak, orang tua renta, orang tidak bersenjata, orang yang berlindung di rumah ibadah. Ya dan macam-macam lagi larangannya," ungkapnya.
Baca juga: Lewat Jasa Tensi Darah Keliling, Kakek 70 Tahun Bisa Sarjanakan Anak hingga Jadi PNS, Ini Kisahnya
Hanya saja, Abbas mengaku kesulitan meredam aksi nekat dari para anggota dan rekan sesama pimpinan di dalam JI saat itu.
Tak cuma itu, perasaan Abbas yang hancur, makin berlarut-larut saat dirinya dan sejumlah anggota JI kontra-pengeboman warga sipil, tak bisa menghalangi atau menahan aksi rekan anggota JI yang pro-pengeboman.
Ia hanya bisa mengelus-elus dada seraya sekuat tenaga menasehati anggota-anggota JI yang masih hidup dalam pelarian pascamelancarkan aksi.
Namun ternyata, upayanya itu tetap tidak bisa meredam aksi teror yang dilakukan anggota JI, hingga detik ini.
Mendapat Hidayah
Meski dirinya tak terlibat pengeboman. Semenjak ditangkap polisi, Abbas mengaku mendapat hidayah dari Tuhan sehingga membuatnya kini bisa berubah berbalik 180 derajat.
Hingga membuatnya tidak lagi kembali menjadi anggota JI, termasuk meninggalkan semua ajaran menyesatkan di dalamnya.
Hidayah dari Tuhan yang dimaksud Abbas ternyata dalam bentuk penampakkan perilaku kebajikan yang tak disadari muncul dalam adegan-adegan kehidupan saat dirinya diinterogasi di Mabes Polri, Jakarta.
Ia mendapati cuplikan adegan yang menghentak benaknya, saat melihat beberapa anggota polisi yang tengah berdinas meminta izin salat fardhu di awal waktu tatkala mendengar kumandang adzan.
"Saya mendengar azan dan ada anggota polisi yang angkat tangan kepada komandan dia; Ndan salat dulu. Mereka salat tepat awal waktu. Tidak semuanya tapi ada beberapa polisi yang kemudian izin untuk salat awal waktu," katanya.