TRIBUNNEWS.COM - Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mempertemukan pemilik lahan dan para operator wisata Gua Pindul.
Hal itu dilakukan untuk meredam konflik berkepanjangan di antara kedua belah pihak tersebut.
Harapannya, pertemuan tersebut bisa menjadi sarana bagi kedua belah pihak untuk mencari jalan keluar.
Adapun pertemuan berlangsung pada Rabu (24/03/2021) siang.
Sunaryanta menilai mediasi intensif perlu dilakukan antara kedua belah pihak.
Pasalnya, permasalahan yang terjadi selama bertahun-tahun itu tak kunjung usai hingga sekarang.
"Kalau ada pertemuan seperti ini, niscaya konflik berkepanjangan tersebut bisa cepat selesai," katanya pada wartawan di Balai Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo.
Baca juga: 15 Hari Terombang-ambing dan Minum Air Laut, Kartoyo Selamat dari Kecelakaan Kapal, Kondisinya Lemas
Baca juga: Mahasiswi Melahirkan Sendirian di Kamar, Sembunyikan Mayat Bayi di Lemari, Dibungkus Celana Hitam
Melansir Tribunjogja.com, konflik muncul lantaran Atik Damayanti selaku pemilik lahan di atas Gua Pindul merasa terganggu dengan aktivitas wisata yang dilakukan.
Atik mengklaim siapapun yang melakukan usaha di Gua Pindul harus mengajukan izin ke dirinya.
Ia pun memiliki bukti kuat berupa sertifikat kepemilikan tanah.
Sunaryanta pun mengharapkan mediasi bisa dilakukan secara simultan.
Harapannya, muncul kesepakatan dan kesepahaman antara operator wisata dan pemilik tanah dalam pengelolaan Gua Pindul.
"Pengelolaan yang selama ini bermasalah diharapkan nantinya jadi satu pintu," kata Sunaryanta.
Terpisah, Atik Damayanti selaku pemilik lahan menaruh harapan besar pada kepemimpinan bupati yang baru.
Sebab di masa sebelumnya, semua proses mediasi menemui jalan buntu.
Ia mengaku sudah berjuang selama bertahun-tahun untuk mempertahankan haknya tersebut.
Itu sebabnya, ia berharap Sunaryanta sebagai Bupati mampu memberikan solusi yang bijak.
"Tentunya yang terbaik buat semua pihak nantinya, dan bisa selesai secepatnya," ujar Atik.
Konflik Turunkan Citra Pariwisata
Penjabat (Pj) Lurah Bejiharjo, Sakimin menyebut konflik berkepanjangan Gua Pindul membuat citra pariwisata di kalurahan tersebut jadi turun.
"Aktivitas warga yang menjadi pelaku wisata jadi terganggu, begitu juga dengan wisatawan," katanya di Balai Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo.
Menurut Sakimin, konflik Gua Pindul hanya melibatkan segelintir orang.
Namun konflik yang tak kunjung usai tersebut dianggap mengganggu kehidupan warga setempat.
Itu sebabnya, ia berharap musyawarah yang dilakukan ini nantinya berujung pada jalan tengah.
Termasuk adanya kesepakatan dan kesepahaman dari pihak yang berkonflik.
"Kalau wilayah ini mau maju ya tentu semua harus satu tujuan," ujar Sakimin.
Sunaryanta mengatakan mediasi ini akan terus dilakukan.
Sebab pihaknya ingin masalah yang berlarut-larut tersebut bisa segera terselesaikan.
Baca juga: Kisah Malang Cewek Gunungkidul, Terbuai Kenalan di Aplikasi, Kehilangan Motor Saat Kencan Pertama
Baca juga: Dada Berlubang, Pemburu Burung di Gunungkidul Ditemukan Tewas, Penyebab Kematian Masih Misteri
Ia pun akan berkoordinasi dengan banyak pihak, seperti legislatif (DPRD), pelaku wisata, hingga pemilik lahan.
Begitu juga dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
"Kami upayakan nanti jadi satu manajemen, saya jamin tak akan lama," kata Sunaryanta.
Hal serupa juga disampaikan Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti.
Ia mengatakan perlu duduk bersama agar solusi konkret dari persoalan ini bisa muncul.
Ia pun berjanji akan mendengarkan berbagai masukan, keinginan, serta harapan semua pihak yang terlibat.
Sebab hal itu nantinya akan berdampak pada sektor pariwisata di Gunungkidul.
"Wisatawan perlu jaminan berupa kenyamanan dan keselamatan, jadi situasi di Gua Pindul perlu dijaga," ujar Endah.
(TribunJogja.com/Alexander Aprita)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Redam Konflik Berkepanjangan, Bupati Gunungkidul Pertemukan Pemilik Lahan dan Pengelola Gua Pindul