"Sebenarnya saya sampai berdarah dan sakit. Tapi, itu semua saya sembunyikan dari keluarga."
"Seolah-olah saya baik-baik saja. Ya, apa lagi kalau bukan karena takut," kata NA.
Dirinya menyebutkan, saat itu luka ada di beberapa bagian tubuhnya.
Di antaranya di paha, kaki, dada, kepala, dan jidat.
"Pernah sampai rambut saya botak sebagian karena dijambak.
Bahkan mulut sampai berdarah kena pukul.
Karena kan saya pakai kawat gigi, jadi mudah berdarah kalau dipukul," ujarnya.
Selain melaporkan kasus atas dihamili kades, ia juga melaporkan atas ancaman dan kekerasan yang dialaminya.
Tidak hanya itu, dirinya juga mempunyai bukti-bukti ancaman dalam bentuk rekaman suara dan screenshot chat kades tersebut.
"Kehamilan saya berusia 11 minggu, saya dihamili di bawah ancaman.
Ancamannya dalam bentuk perkataan melalui WhatsApp, telfon, atau ngomong secara langsung," imbuhnya
Na juga mengungkapkan, dirinya juga diancam mau dibunuh, disantet, dan dibikin sengsara seumur hidup.
"Saya kenal dengan kades sejak tahun 2015, sejak pertama kenal hingga sekarang saya sering menerima kekerasan fisik seperti dipukul, ditendang, dijambak, bahkan diludahi," ungkapnya.
Ia berharap dengan laporan ke Polres Pekalongan ada keadilan untuk dirinya.