TRIBUNNEWS.COM - Dentuman terdengar lagi di lokasi kilang Pertamina, Balongan, Indramayu Rabu (31/3/2021) pagi.
Menurut informasi yang diberikan jurnalis Kompas TV, Dian Silitonga pada siaran Kompas Siang Rabu(31/3/2021), suara dentuman tersebut merupakan bagian dari efek pendinginan tangki yang terbakar.
Dian juga memberikan keterangan, Pertamina akan menyiapkan 2 kontainer yang membawa kotak pemadaman api.
Hingga saat ini, Pertamina masih berusaha untuk memadamkan kobaran api.
Diterangkan, pengungsi yang terdampak akibat kebakaran kilang minyak Pertamina di Balongan, Kabupaten Indramayu sebagian masih mengungsi.
Baca juga: Mayoritas Pengungsi Ledakan Kilang Minyak Balongan Keluhkan ISPA dan Tekanan Darah Tinggi
Pengungsi yang telah pulang kerumah diimbau lagi untuk kembali ke posko pengungsian untuk menghindari kemungkinan buruk akibat efek pendinginan tangki.
Namun, warga yang terlanjur pulang ke-rumah tidak berbondong-bondong mengungsi.
Sebagian dari mereka terlihat hanya keluar rumah untuk menyaksikan dentuman api dari depan rumah.
Para warga yang masih mengungsi, akan kembali ke rumah masing-masing ketika api sudah padam.
Selain masih merasa khawatir, pemadaman listrik di desa akibat kebakaran membuat warga tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Warga juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas harian yang berhubungan dengan penggunaan gas, seperti memasak maupun aktivitas lainya.
Baca juga: Update Kilang Balongan, Pertamina: Dua Tangki Berhasil Dipadamkan
Diketahui kebakaran yang terjadi dini hari, Senin (29/3/2021) di Indramanyu diduga akibat dari kebocoran gas kilang Pertamina Indramayu.
Hingga saat ini, penyebab kebakaran masih terus diselidiki.
Pihak Pertamina yang juga bekerja sama dengan Polisi mencari penyebab kebakaran dapat diketahui ketika api telah padam.
Penyebab kebakaran akan dapat diketahui setelah dilakukan olah TKP di titik lokasi kebakaran.
Sebelumnya, dikabarkan terdapat 9 desa yang terdampak dari kebakaran ini.
Dampak tersebut dirasakan 6 desa terdampak ringan, hingga 3 desa terdampak cukup parah.
(Tribunnews.com/ Galuh Widya Wardani)