"Saya syok betul gara-gara melihat itu," ujar AW.
Menurut AW, adik perempuannya itu termakan bujuk rayu Putra yang menjanjikan dapat membantu bekerja di sebuah perusahaan di Ogan Ilir dengan gaji Rp 15 juta perbulan.
Baca juga: Maratih Sedih Kakak Ipar Tewas di Hadapannya, Tertimpa Kanopi Saat Hendak Selamatkan Diri dari Gempa
Hingga akhirnya perselingkuhan keduanya berakhir tragis dengan tewasnya Putra oleh beberapa warga yang kadung emosi.
AW mengungkapkan, hatinya menolak menerima jasad suami dimakamkan di Desa Tanjung Lalang.
"Kalau hati saya nolak untuk dimakamkan di kampung. Terserah itu mayatnya mau dibawa ke mana," kata AW.
Bahkan ia mengaku perasaan menolak jasad suami telah mengalahkan duka yang dialami saat ini.
"Hati saya hancur. Ini (perasaan menolak jasad suami) lebih besar dibanding rasa kehilangan," kata dia.
Musuh Warga Desa
Terlepas dari kejadian ini, Kepala Desa Tanjung Lalang, Juma'adin membeberkan ceritanya sendiri.
Ia buka suara setelah tewasnya Putar menjadi bahan perbincangan dan viral.
Juma'adin membenarkan bahwa korban bernama Putra, usia 30 tahun, merupakan warga Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Payaraman.
Menurut Juma'adin, korban semasa hidup dikenal sangat meresahkan dan menjadi musuh masyarakat.
Kemarahan warga lantaran Putar kerap berselingkuh.
"Si korban bernama Putra ini sering meresahkan warga Desa Tanjung Lalang. Dia suka selingkuh," kata Juma'adin saat ditemui di Mapolsek Tanjung Batu yang juga membawahi wilayah hukum Kecamatan Payaraman, Sabtu (10/4/2021).