Dia kemudian kuliah doktoral di Radboud University di Nijmegen, Belanda selama kurang lebih 4,5 tahun dan melakukan riset-riset, sehingga lulus pada tahun 2019.
“Pas partai ini dibicarakan, saya itu tim Information Technology (IT). Jadi, saya bangun platform IT, kantornya ya di Pandeansari ini,” jelasnya.
Latar belakangnya sebagai peneliti di Pusat Studi Sains Data UII itu juga membawanya menjadi pencipta platform chat dengan server pribadi.
Dia juga yang menciptakan aplikasi survei agar data yang dihimpun saat survei tidak terbatas hanya di DKI Jakarta saja.
Baca juga: Cerita Penunjukan Ridho Rahmadi sebagai Ketua Umum Partai Ummat
“Mendekati deklarasi kepengurusan, saya itu malah tidak ada proyeksi, keluarga juga tidak ada, jadi murni di belakang layar. Namun, saat saya ikut diskusi dewan pendiri, Ustad Sambo justru memberikan alasan mengapa saya cocok jadi Ketum,” kata Ridho.
Sehingga, penunjukkan Ridho sebagai Ketua Umum Partai Ummat justru datang dari Ansufri Idrus Sambo atau yang akrab disapa Ustaz Sambo.
Dia merupakan Sekretaris Dewan Majelis Syuro, Partai Ummat.
“Iya, alasan-alasan itu malah bukan dari Bapak,” katanya.
Ridho pun berpikir cepat.
Ia harus menimbang-nimbang mau atau tidak didapuk menjadi Ketua Umum Partai Ummat dalam waktu sepersekian menit.
“Saya jadi berpikir cepat. Akhirnya, saya kembalikan ke niat saya. Saya merasa ini totalitas dan perjuangan di jalan Allah juga. Saya ingin bersama dengan Bapak. Bismillah, saya yakin jadi Ketum,” kata Ridho.
Proses pun berlanjut.
Semenjak terpilih menjadi Ketua Umum Partai Ummat, Ridho yang semula berkutat dengan teknologi, mau tidak mau kembali beradaptasi.
Baca juga: Tidak Khawatir Kehadiran Partai Ummat, Politikus PKB: Kami Memiliki Akar Rumput yang Kuat
Dia harus membiasakan diri dengan sistem kerja partai yang serba cepat.