TRIBUNNEWS.COM - Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN Kota Tegal memberikan bantuan kepada seorang janda yang memiliki 16 anak, Sriyanti (44), Minggu (9/5/2021) siang.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (9/5/2021), Ketua YBM PLN Kota Tegal, M.Chaeruddin (45), mengatakan YBM PLN ialah Lembaga Amil Zakat berbasis perusahaan yang mengelola dana zakat pegawai muslim PLN.
Ia mengatakan hari ini, bahwa YBM PLN Kota Tegal telah memberikan bantuan kepada Sriyanti berupa uang, yakni sebesar Rp 5 juta sebagai dana darurat yang dapat digunakan secara cepat untuk memenuhi kebutuhan pokok.
"Sudah mengunjungi Bu Sriyanti siang ini sekitar pukul 12.00 siang sehabis (sholat) Dzuhur dengan memberikan bantuan dengan nominal Rp 5 juta sebagai dana darurat untuk kebutuhan pokok," ujarnya
Selain menyalurkan bantuan tersebut, YBM PLN Kota Tegal juga akan melakukan assessment lebih lanjut demi membantu meringankan beban Sriyanti dalam menghidupi 16 anaknya melalui bantuan-bantuan lain, seperti beasiswa pendidikan untuk anak-anaknya, modal usaha, dan bantuan renovasi rumah agar lebih layak dan sehat.
Dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu (9/5/2021), Sriyanti merupakan seorang janda 16 anak yang tinggal di gang sempit, RT 02, RW 01, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Pemalang, Jawa Tengah.
Sriyanti tinggal di rumahnya yang sederhana berukuran 3x6 meter, yang dihuni bersama 13 anak dan 1 cucunya.
Diketahui, dari ke 16 anaknya, 2 yang lain sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan dirinya.
Sementara itu, satu anak dikabarkan telah meninggal dunia.
Sehingga, dirinya kini hanya merawat 13 anaknya. Dari 16 anak yang dilahirkannya, usia paling kecil yakni berusia 1 tahun.
"Sekarang di rumah ada 13 anak dan dititipi satu cucu, jadi total 14 anak."
Guna mencukupi kebutuhan belasan anaknya, Sriyanti pun harus banting tulang.
Suryanti menghidupi anak dan cucunya dengan menjajakan es cendol di Jalan Jenderal Sudirman, Kabupaten Pemalang.
Dirinya mengaku, hasil jualan es cendol yang ia lakoni pun jauh dari kata cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga.
"Kalau ramai bisa dapat Rp 70 ribu, kalau sepi ya kadang Rp 50 ribu."
Tak hanya itu, beban Sriyanti juga bertambah dengan adanya utang saat membiayai pengobatan mendiang suaminya sebelum meninggal.
Tak tanggung-tanggung, total utang dari pengobatannya suaminya dulu sekitar Rp 25 juta.
Diketahui, sang suami telah meninggal dunia satu tahun yang lalu karena menderita sakit.
Sehingga, ia harus mengurus sendiri anaknya yang mayoritas masih bocah tanpa didampingi sang suami.
Wanita 44 tahun itu menuturkan, dirinya hanya bisa berdoa agar diberi kesehatan dan rezeki.
Ia ingin tetap bisa membiayai anak-anaknya dan melunasi utang almarhum suaminya.
"Ya memang sudah jadi jalan hidup saya, semoga saja diberi kekuatan menjalani, serta diberi kesehatan dan rezeki," ucapnya.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)