"Mereka tuh sudah bertahun-tahun, hampir dua tahun engga mudik. Sekarang mudik harus dijalanin, karena rasa kangen ya itu sangat mendalem banget," kata Saiful.
Menurut Saiful, perjuangan para pemudik yang kadung rindu kampung halaman harus didukung dan diberikan semangat.
"Respect-lah buat mereka, sangat terharu saya," ucapnya.
Menelusuri jalur tikus pemudik
Jalur tikus di Perbatasan Karawang-Subang ternyata juga ramai pemudik sepeda motor.
Penelusuran TribunJabar.id, para pemudik masuk jalur tikus lewat Jalan Nasional Pantura, dimulai dari Karawang hingga Subang.
Melewati dua jalur tikus tersebut, pemudik sepeda motor bisa lolos dari dua pos penyekatan.
Suasana di jalur tikus diwarnai euforia warga sekitar yang banyak memberikan dukungan terhadap pemudik baik melalui poster-poster maupun pengeras suara yang mendoakan keselamatan para pemudik.
Di awali dari Kampung Cikalong Kabupaten Karawang pemudik menyusuri perkampungan dan hingga ke Kampung Krajan Kabupaten Subang yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Karawang.
Jalan yang dilalui tidaklah mudah, selain jalanan perkampungan, para pemudik juga harus melintasi jalur gelap di tengah persawahan jalanan juga licin berbatu.
Astri (24) Pemudik asal Jakarta Tujuan Sidoarjo Jawa Timur mengungkap jalur tersebut memang terbilang jalanan yang rusak, tapi jalur tersebut diakuinya cukup membantu untuk menghindari pos penyekatan.
"Saya seneng sih merasa terbantu, tau sendiri lewat penyekatan ribet banget periksa surat ini itu tetep aja disuruh balik," ujar Astri ketika diwawancara Tribun di jalur tikus pantura, Kampung Cikalong, Jatisari Kabupaten Karawang, Rabu dini hari (12/5/2021).
Astri mengungkap ia tak keberatan jika harus memberi uang sekedah untuk warga sekitar yang perkampungannya hendak ia lalui.
"Enggak bayar saya nyawer aja itung-itung sedekah gedenya sepuluh ribu atau lima ribu gak masalah," kata dia.