TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Lapangan basket dengan kualitas baik merupakan hal yang tak bisa ditawar untuk membina atlet, meningkatkan prestasi, maupun fasilitas wajib bagi klub profesional.
Namun, di DI Yogyakarta hingga kini bisa dibilang minim memiliki syarat fasilitas ini. Padahal, wilayah memiliki potensi mumpuni soal regenerasi atlet basket.
Sebelum berangkat ke babak play off Indonesian Basketball League (IBL) 2021, Bima Perkasa Jogja (BPJ) sempat kesulitan menemukan lapangan untuk berlatih yang sesuai standar.
Akhirnya, pilihan BPJ jatuh pada lapangan DBL yang berada di Jalan Magelang. Awalnya mereka kerap berlatih di (Gelanggang Olahraga) GOR Klebangan, namun lantaran lapangan di sana tidak sesuai standar, mereka pun pindah.
Kapten tim BPJ, Azzaryan Pradhitya menuturkan, di Yogya mereka melihat lapangan yang representatif untuk latihan hanya ada tiga, yakni GOR UNY, GOR Amongraga, dan lapangan DBL.
"Selain dari Amongraga, DBL, dan GOR UNY, lapangannya tidak memehuni syarat. Takutnya kalau kita main di sana rentan cedera," ujar Adit, sapaan akrabnya.
Begitu pula dengan rookie BPJ asal Solo, Samuel Devin mengemukakan, lapangan selain tiga yang disebutkan tadi, tidak sesuai untuk digunakan berlatih. Ia melihat tidak standarnya sebuah lapangan itu dari sisi lantai yang digunakan, tiang, ring, hingga papan pantul.
"Kita kalau main di sana (lapangan tidak standar) lebih rentan cedera, lapangan (GOR Klebengan) kurang memadai secara flooring, ring, dan lainnya," ucap Devin.
Meski begitu, dia berharap fasilitas GOR Klebengan yang dimiliki Pemkab Sleman itu bisa diperbaiki supaya mendukung untuk latihan pemain profesional, atau anak-anak yang ingin berkembang menjadi atlet basket profesional.
"Semoga bisa terus lebih baik dari semua sisinya," tutup Devin.
Founder BPJ, Edy Wibowo mengatakan, biasanya Bima Perkasa menggunakan lapangan di GOR Klebengan. Namun karena dinilai tidak standar mereka harus mencari lapangan lain supaya dapat berlatih dengan tenang.
"Kita lihat kalau di Klebengan itu, lantainya sudah mengelupas, bahaya buat pemain. Apalagi Coach David Singelton tidak mau melatih kalau lapangannya tidak standar," katanya beberapa waktu lalu.
Sesuai aturan Federasi Bola Basket Internasional (FIBA), lapangan basket yang standar material lantainya menggunakan kayu maple pada jenis lapangan parket.
Hal ini bertujuan agar lapangan mampu menahan slip, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan atau terpeleset yang bisa terjadi terhadap pemain di lapangan.
Pasalnya basket merupakan olahraga permainan dengan tempo yang tinggi, adu fisik, dan kecepatan menjadi satu dasar dari pemainan ini. Maka kontak tubuh dalam pertandingannya adalah hal yang tidak bisa dihindari.
Kepala UPT Maguwoharjo, Sumadi membenarkan jika GOR Klebengan yang sering dipakai untuk basket dan badminton itu sudah mengalami banyak kerusakan dari sisi lantai dan atap yang bocor.
Namun jika ditanya soal standar atau tidak, ia mengatakan bahwa standar lapangan juga tidak melupakan ukuran dari luas lapangan, tinggi tiang, ukuran papan pantul, dan jaring.
"Ya, kalau dilihat standar atau tidak, GOR Klebengan itu memang lantainya rusak," ucapnya.
Sebagai informasi, GOR Klebengan merupakan sarana dan prasarana milik Pemerintah Kabupaten Sleman, yang dikelola langsung oleh UPT Maguwoharjo bersama beberapa lapangan lainnya.
Baca juga: Nirmala Dewi: Timnas Basket Putri 3x3 Harus Bikin Bangga Indonesia di Kualifikasi Olimpiade
Renovasi
Adapun, Sumadi membeberkan jika pihaknya akan segera merenovasi GOR Klebengan menggunakan anggaran tahun 2021. Survei dan riset sudah dilakukan sejak sekitar bulan Februari lalu.
Renovasi yang akan dilakukan menggandeng Dinas Pekerjaan Umum (PU) serta berkoordinasi dengan pengurus Perbasi DIY sebagai pihak yang akan menjadi acuan membuat lapangan standar FIBA.
"Kita rencanakan renovasi itu menejalang Porda 2022 nanti, kalau hitungan kemarin dengan Dinas PU, kita akan ganti lantai parket itu dengan kualitas yang lebih baik, tentu nanti acuan standarnya dari Perbasi," paparnya.
Soal kesulitan dalam pengelolaan Gor Klebengan, Sumadi mengatakan jika perawatan yang dilakukan memerlukan dana yang tidak sedikit, apalagi UPT Maguwoharjo hanya tinggal menerima GOR Klebengan, tanpa ikut dalam pembangunannya sejak awal.
“Untuk perawatan saja perlu dana yang banyak," tutupnya. (tsf)
Baca juga: Timnas Basket Indonesia Tambah Lagi Satu Pemain Naturalisasi