SLEMAN, TRIBUN - Setelah Lebaran, kasus penularan Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) di Kabupaten Sleman semakin meluas.
Penyebabnya, diduga dari kegiatan silaturahmi antarwarga (unjung). Di Kapanewon Ngemplak, indikasi klaster muncul hampir bersamaan di dua dusun. Yakni, di Dusun Dalem, Kalurahan Widodomartani dan Dusun Nglempong, Ngemplak II, Umbulmartani.
Dua dusun tersebut, pada Kamis (27/5), secara bersamaan melangsungkan testing massal. Di Nglempong, testing massal menyasar 304 warga.
Sedangkan di Dusun Dalem, menyasar 108 warga. Di dusun Dalem ini merupakan test yang kedua, setelah sebelumnya, Sabtu (22/5), dilakukan test pertama, namun saat itu tidak banyak warga yang hadir.
"Sekarang (di Dusun Dalem) sudah pada mau testing massal. Ada 108 warga. Sekarang (kemarin), sudah terlaksana," kata Panewu Ngemplak, Siti Wahyu Purwaningsih, Kamis (27/5).
Dia mengungkapkan, di Dusun Dalem ada 9 orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari hasil swab PCR. Mereka, menjalani isolasi mandiri. Kasus penularan diakuinya tidak jauh berbeda dengan yang ada di Dusun Nglempong, berawal dari kegiatan menjelang Lebaran.
Tracing (pelacakan) sudah dilakukan. Menurutnya, testing pertama, pada Sabtu (22/5), ada 17 warga Dusun Dalem yang dinyatakan reaktif setelah tes rapid antibodi.
Kemudian, dilanjutkan dengan tes polymerase chain reaction dan hasilnya negatif.
"Mudah-mudahan hari ini (kemarin) juga semuanya negatif. Tidak ada yang positif," harap Siti.
Dia tidak memungkiri, setelah Lebaran banyak kasus penularan yang bermunculan.
Baginya, ini menjadi pengalaman bersama, terutama bagi warga di zona penularan, bahwa apa yang menjadi imbauan pemerintah itu baik dan seharusnya dipatuhi. Pandemi virus corona ini belum selesai.
"Warga kami harapkan tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar dia.
Di Dusun Nglempong, Padukuhan Ngemplak II, Kalurahan Umbulmartani, Ngemplak, Sleman pemeriksaan tes massal Covid-19 menyasar 304 warga.
Langkah ini sebagai tindak lanjut, setelah temuan adanya 12 warga, dinyatakan positif virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Kepala Puskesmas Ngemplak I, Seruni A. Susila mengatakan, testing massal menyasar kepada seluruh warga yang ada di RT 1 dan RT 2, Dusun Nglempong. Jumlahnya 304 orang. Mereka, menjalani pemeriksaan kesehatan dalam dua metode. Swab PCR dan rapid antibodi.
"51 orang langsung kami swab PCR. Lainnya, rapid antibodi. Apabila rapid hasilnya reaktif maka langsung kami lanjutkan PCR," ujar dia.
Pantauan di lokasi, ratusan warga mengikuti testing dengan cukup tertib. Mereka mengantre satu per satu, dengan memakai masker dan saling menjaga jarak.
Nantinya, apabila ada warga yang dinyatakan positif Covid-19 maka akan langsung diisolasi, baik di fasilitas kesehatan darurat Covid-19 (FKDC) Asrama Haji, maupun isolasi mandiri jika memang fasilitas di rumahnya memungkinkan.
Di Dusun Nglempong, diketahui ada 39 warga reaktif seusai dites rapid antibodi. Kemudian mereka yang reaktif langsung dites usap (swab) PCR.
Seruni menjelaskan, total ada 79 warga Nglempong yang diambil sampel PCR. Rinciannya, 40 orang adalah warga yang sejak awal langsung di-PCR. Sementara, 39 orang lainnya merupakan lanjutan dari hasil rapid reaktif.
Semua sampel tersebut, saat ini sudah sampai di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) DIY, untuk dilakukan pemeriksaan metode PCR.
"Semua sampel pukul 13.00 WIB (kemarin), sudah sampai di BLKK untuk dilakukan pemeriksaan metode PCR," jelasnya.
Baca juga: Satu Kampung di Sleman Banyak yang Positif Covid-19, Ini Penjelasan dan Kronologinya
Asal Mula
Seruni menceritakan, kasus Covid-19 di Dusun Nglempong, Padukuhan Ngemplak II bermula pada tanggal 19 Mei 2021. Saat itu, ada satu warga yang dirawat di rumah sakit dan dinyatakan positif Covid-19. Selang sehari berikutnya, warga di beda RT ternyata positif juga.
Setelah di-tracing, ditemukan ada 5 warga yang bergejala dan positif. Mereka, tidak ada hubungan kekeluargaan dan rata-rata mulai bergejala, seperti tidak enak badan, batuk, pilek, sejak tanggal 17 Mei 2021.
Tim tracing kemudian menelusuri peristiwa seminggu ke belakang. Ternyata, seminggu yang lalu warga setempat sempat melaksanakan kegiatan bersama.
Bahkan, saat Lebaran, warga satu dengan lainnya saling berkunjung dan terjadi kontak fisik. Dari 5 kasus aktif di-tracing lagi dan ditemukan 7 kasus. Hingga kini, totalnya ada 12 warga yang positif.
"Polanya kami petakan. Tidak ada hubungan keluarga. Ternyata, (setelah) ditelusuri pernah saling kontak saat Lebaran. Artinya ini indikasi klaster Syawalan. Dan untuk memastikan itu, maka kami testing massal," ujar dia.
Dukuh Ngemplak II, Kalurahan Umbulmartani, Bambang Wardono mengatakan, dari 12 warganya yang positif, 10 menjalani isolasi mandiri dan 2 orang isolasi di rumah sakit. Satu orang di antaranya merupakan ibu hamil yang hendak melahirkan.
Saat ini, Dusun Nglempong diberlakukan pembatasan kegiatan, atau pembatasan akses selama lima hari. Warga di dalam, tidak boleh keluar dan warga dari luar tidak diperbolehkan masuk. Terhitung 26-30 Mei 2021.
"Sebelum hasilnya keluar, semua warga kami anggap terpapar semua. Karenanya kami berlakukan lockdown mikro (pembatasan) ini," ucap Bambang.
Bagi warga yang bekerja, diminta libur. Pihak padukuhan mengeluarkan surat rekomendasi kepada perusahaan maupun instansi.
Sementara itu, Lurah Widodomartani, Heruyono mengatakan, kasus penularan Covid-19 di Dusun Dalem berawal setelah lebaran. Awalnya, ada 6 orang yang positif, kemudian bertambah. Hingga akhirnya di-swab massal dua kali untuk warga 2 RW dan 4 RT.
Pertama skrining pada Sabtu (22/5) dan dilanjutkan Kamis (27/5). Adapun sumber penularannya, kata dia, hingga kini belum bisa dipastikan.
Pihaknya menduga dari kegiatan Syawalan warga. Namun belum bisa juga dipastikan. Sebab, kejadiannya sudah cukup lama.
"Karena mpun dangu (sudah lama). Jadi untuk itu, kami belum berani memastikan," terang dia.
"Yang penting warga sudah mau menjaga kesadaran diri, mau swab dan mau isolasi," imbuhnya. (rif)
Baca juga: 52 Warga di 2 RT Dukuh Ngaglik Terkonfirmasi Positif Covid-19, Ini Rencana Pemkab Sleman