Iin juga curiga karena tidak ditemukan adanya tanda-tanda bunuh diri seperti mata melotot, dan lidah menjulur keluar.
Baca juga: Dua Tahanan Overstay Dibebaskan, Kritik Imigrasi Jepang
"Saya sendiri merasa janggal lihat video penemuan mayat suami saya."
"Karena gak ada ciri meninggal karena gantung diri misal mata melotot dan lidah menjulur keluar dari mulut," kata Iin.
Iin malah punya firasat kuat sebelum suaminya ditemukan tewas sempat mengalami tindakan kekerasan.
Karena muka suaminya penuh luka lebam seperti baru menerima pukulan.
"Sudah bukan seperti Mas Fauzi. Bibirnya juga seperti habis kena pukul tapi siapa yang melakukan saya gak tahu," ujarnya.
Iin juga mengungkap saat petugas mengirim jenazah ke rumah duka, keluarga dilarang membuka jenazah.
"Jenazah suami saya datang ke rumah jam 11 malam. Saat itu keluarga tidak boleh membuka jenazah. Polisi langsung meminta langsung dimakamkan," tuturnya.
Bahkan, sampai hari ini polisi belum memberikan surat hasil autopsi.
Menurut pengakuan Iin, sebenarnya sebelum ditemukan tewas, Iin mengaku sempat mendapat kabar soal keberadaan suaminya.
Katanya, setelah Fauzi kabur dari Polsek, Fauzi bersembunyi di rumah guru ngajinya yang berada di Desa Curah Temu.
"Saya dapat telepon dari guru ngajinya. Bilang, suami saya ada di sana."
"Saya sempat mikir mungkin besok Mas Fauzi pulang tapi ternyata saya dapat kabar dia sudah tewas. Jadi gak sempat ke rumah," ujarnya.
Iin pun berharap polisi bersedia melakukan outopsi ulang karena menurutnya masih ada yang janggal dari hasil gelar perkara.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Nanda Lusiana Saputri)