News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

SOSOK Pendeta Yeremia Zanambani, Diduga Dibunuh Oknum TNI di Papua, Jenazahnya Selesai Diautopsi

Penulis: garudea prabawati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendeta Yeremia Zanambani ketika masih hidup. (Tangkap layar YouTube Kompas TV)

TRIBUNNEWS.COM - Jenazah Pendeta Yeremia Zanambani telah selesai diautopsi, setelah sebelumnya proses tersebut tertunda selama sekitar 6 bulan.

Diketahui pemuka agama tersebut ditemukan penuh luka hingga akhirnya meninggal dunia di di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya pada 19 September 2020 lalu.

Pendeta Yeremia meninggal dunia diduga dibunuh oleh oknum anggota TNI, diberitakan Kompas TV sebelumnya.

Setelah disemayamkan, pihak berwajib sempat meminta izin kepada keluarga untuk mengautopsi jenazah Pendeta Yeremia.

Baca juga: Jenazah Korban Kebrutalan KKB Papua Telah Dimakamkan Secara Adat

Namun saat itu ditolak oleh keluarga, lantaran dianggap melanggar adat.

Namun kini setelah enam bulan lamanya tertunda, autopsi jenazah Pendeta Yeremia berhasil dilakukan oleh Tim Forensik dari Fakultas Hasanudin Makassar.

Proses autopsi dilakukan pada Sabtu, 5 Juni 2021 di distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.

Hal tersebut terlaksana setelah Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) mendapat ijin dari keluarga korban.

Proses autopsi disaksikan langsung oleh keluarga korban dan tokoh agama setempat.

Baca juga: Aksi Pembakaran Fasilitas Bandara Aminggaru Papua Dilakukan KKB Pimpinan Lekagak Telenggen

Juga disaksikan langsung oleh TGPF, Benny Mamoto dan Poengky Indarti serta perwakilan Komnas HAM RI, Choirul Anam dan Endang Sri Melani.

Sosok

Pendeta Yeremia Zanambani ketika masih hidup. (Tangkap layar YouTube Kompas TV)

Diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya, Pendiri Kantor Hukum dan HAM Lokataru Foundation Haris Azhar mengungkap Pendeta Yeremia merupakan sosok yang tegas di mata masyarakat.

Dirinya pun dikenal peduli terhadap masyarakat, lantaran suatu waktu sempat menanyakan soal nasib 2 warga setempat yang ditangkap oleh aparat.

Penangkapan tersebut setelah adanya semacam razia Covid-19 pada 21 April 2020.

Pendeta Yeremia menanyakan lantaran dua warha yang ditahan belum kembali ke rumah.

"Dia (Pendeta Yeremia) berkata bahwa kalau memang kedua orang tersebut sudah meninggal, tolong beri tahu kepada kami di mana kuburannya, biar kami bisa melakukan ibadah duka."

Baca juga: Prajurit Kopassus Sintong Panjaitan Dikepung Warga Lembah X Pegunungan Jaya Wijaya Papua

"Jika memang masih hidup, tolong tunjukkan kepada kami ada di mana, supaya mereka bisa kembali ke keluarganya," papar Haris.

Tidak hanya itu, bahkan Pendeta Yeremia diketahui peduli terhadap oknum TNI yang diduga membunuhnya.

Sebelumnya, oknum TNI bernama Alpius anggota koramil setempat, diduga menjadi satu di antara pembunuh Pendeta Yeremia.

Haris juga mengatakan dalam laporannya, Alpius sendiri bukanlah orang asing di keluarga Pendeta Yeremia.

Bahkan istri korban, Alpius sudah dianggap seperti anak sendiri, karena kerap menumpang mandi, makan bersama, atau meminta air untuk merawat kebun yang dikelola Alpius.

"Jadi Alpius ini cukup dikenal dan bahkan dapat julukan dengan tambahan satu marga lokal."

"Karena dia suka ikut ibadah di satu gereja yang banyak dari marga atau keluarga tertentu," kata Haris dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/10/2020).

Baca juga: Bandara Aminggaru Ilaga Papua Dibakar, TNI-Polri Harus Sigap Atasi Aksi Teror KKSB

Dugaan Tim Kemanusiaan untuk Intan Jaya Papua mengarah kepada Alpius, bukan tanpa sebab.

Pertama, Alpius pernah menyebut nama Pendeta Yeremia dan lima orang lainnya sebagai musuh.

Kronologi Meninggalnya Pendeta Yeremia

Sementara diberitakan Tribunnews sebelumnya, Pendeta Yeremia ditemukan bersimbah darah di kandang babi, sekira pukul 17.50 WIT atau kurang lebih jam 18.00 WIT pada 19 September 2020.

Dirinya ditemukan oleh sang istri.

Sebelum meninggal pemuka agama tersebut sempat mengucapkan kata-kata kepada dua orang saksi, termasuk istrinya.

Hal tersebut dikatakn Komisioner Komnas HAM RI Choirul Anam, yang memimpin langsung Tim Pemantauan dan Penyelidikan Kasus Kematian Pendeta Yeremia Zanambani dari Komnas HAM RI dan Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua.

Baca juga: Ciptakan Wayang Papua, Seniman Jogja Ingin Jembatani Budaya Papua Menembus Indonesia

Berdasarkan temuan timnya juga, kata Anam, Yeremia baru wafat lima sampai enam jam setelah itu akibat kehabisan darah yang bersumber dari sejumlah luka termasuk luka tembak di tubuhnya.

"Jam 17.50 atau kurang lebih jam 18.00 istrinya mengetahui kalau suaminya sudah luka. Di dalam (kondisi) luka itulah ada cerita bahwa pelakunya yang menembak adalah saudara Alpius dan anggotanya," kata Anam saat konferensi pers secara virtual pada Senin (2/11/2020).

Hal lain yang menguatkan dugaan lainnya adalah adanya saksi yang melihat Alpius bersama tiga sampai empat anggota TNI berada di sekitar lokasi tewasnya Pendeta Yeremia.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/ Gita Irawan) (Kompas TV)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini