"Di Bodebek jumlah kamarnya sangat banyak. Sedangkan di timur sedikit, sehingga persentase BOR-nya tinggi. Contoh ada RS di satu daerah yang BOR-nya langsung 100 persen.
Ternyata kamar isolasinya hanya ada tiga dan pasen yang masuknya tiga orang," kata Daud di Gedung Sate, Senin (14/6/2021).
Daud mengatakan pihaknya akan kembali meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait penerapan prokes 5M.
"Untuk bisa mengendalikan pandemi Covid-19 itu jalannya hanya disiplin prokes 5M untuk kita semua, dan 3T (tracing, testing, dan treatment) di pemerintah untuk melaksanakan itu secara konsisten," kata Daud.
Daud juga meminta masyarakat Jabar untuk turut terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19.
Sebab, masyarakat bersama pemerintah merupakan garda terdepan melawan Covid-19.
"Seluruh masyarakat yang ada di daerah itu dapat berkontribusi dengan mengoptimalkan PPKM Mikro. Masyarakat dapat bergabung dengan posko (penanganan Covid-19) di kelurahan atau desa," katanya.
"Jika ada di lingkungannya positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri, masyarakat bisa bergotong royong membantu mereka," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, Jabar akan memperkuat pusat isolasi, rumah sakit darurat dan rumah sakit rujukan.
“Jabar memiliki tempat isolasi di BPSDM dan Secapa AD. Jumlah bed di BPSDM dan Secapa AD total ada 350 bed Dinkes Jabar terus melakukan komunikasi dengan pihak Kesdam (Kesehatan Kodam) untuk menambah bed di Secapa AD sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus,” ujar Daud Ahmad.
Selain itu, Jabar juga telah mempersiapkan Lapangan Tembak Gunung Bohong sebagai tempat isolasi, juga akan mengerahkan rumah sakit baru di Soreang untuk menampung 100 bed untuk pasien Covid-19.
Terkait rumah sakit darurat, Jabar masih memiliki rumah sakit darurat di Bogor dan Bekasi yang sejauh ini belum beroperasi. Rumah sakit darurat ini dapat dikerahkah jika suatu saat terjadi kenaikan kasus yang signifikan.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan rumah sakit di Bandung Raya dan Bodebek, katanya, merasakan dampak aktivitas libur Lebaran, yaitu mengalami lonjakan pasien Covid-19 yang meminta dirawat. Rata-rata berasal dari kluster keluarga san yang didatangi pemudik.
Langkah yang dilakukan adalah penambahan kamar dan penambahan relawan tenaga kesehatan sedang diupayakan.