TRIBUNNEWS.COM, LUBUKLINGGAU - Minimnya pendonor pasca lebaran Idul Fitri membuat stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Lubuklinggau kosong.
Kondisi serupa hampir terjadi di seluruh daerah di Sumsel. Bahkan di OKU Selatan belum memiliki bank darah.
Sementara di Empat Lawang, RSUDnya masih belum mempunyai Unit Transfusi Darah (UTD).
Petugas PMI Cabang Lubuklinggau, Budi mengatakan kekosongan tersebut hampir untuk semua jenis golongan darah.
"Untuk satu minggu ini hampir semua stok darah kosong, terakhir kemarin hanya ada dua kantong golongan darah O," kata Budi pada Tribunsumsel.com, Minggu (13/6/2021).
Ia mengungkapkan kekosongan saat ini karena banyak kegiatan belum jalan karena terkendala protokol kesehatan, sehingga sudah sebulan terakhir tidak ada kegiatan sama sekali.
"Ditambah untuk kampung donor belum waktunya, karena waktu donor itu tiga bulan sekali, dalam waktu dekat kegiatan kita ada di Polres Mura dan Polres Lubuklinggau, tapi sejauh ini belum ada kejelasan," ujarnya
Padahal, kebutuhan darah untuk wilayah Lubuklinggau, Musi Rawas (Mura) dan Musi Rawas Utara (Muratara) cukup tinggi, dalam satu bulan mencapai 450-500 kantong darah.
"Dalam sehari untuk rutin mencapai 10-15 kantong per hari, untuk memenuhi permintaan sementara, kami serahkan dengan keluarga yang mempunyai darah yang sama untuk berdonor" ujarnya.
Apabila keluarga yang diminta juga tidak ada, PMI Lubuklinggau akan menghubungi pendonor tetap dan memintanya untuk melakukan donor darah dengan alasan kemanusiaan dan urgen.
Sementara di Kabupaten Empat Lawang stok darah pada masa pandemi tetap ada walaupun tidak banyak.
"Betul sekali di tengah situasi pandemi ini menurun sekali orang yang mendonor dengan berbagai alasan salah satuhya takut tertular Covid 19", kata Direktur RSUD Empat Lawang, Dr Devi Andrianty.
Apalagi sekarang di RSUD-nya masih belum mempunyai Unit Transfusi Darah (UTD).
"Kalau ada pasien yang butuh darah lebih dari tiga kantong maka harus ambil dari Lubuklinggau", Ujar Devi.
Devi menambahkan, saat inu sudah pada tahap lelang untuk membangun UTD RSUD Empat Lawang tahun ini.
PMI Kabupaten OKI juga kurang stok darah untuk mensuplai rumah sakit.
"Kami merasakan sendiri, sedikitnya stok darah. Kalau pun ada pasti langsung habis, tidak seperti biasanya yang bisa disimpan untuk beberapa waktu ke depan," kata Sirni, Sekretaris PMI Kabupaten OKI.
Persentase penurunan stok darah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum adanya pandemi Covid-19 sebesar 80 persen.
"Untuk sepanjang tahun 2021 ini saja perolehan kantong darah dari kegiatan yang pernah dilaksanakan hanya menghasilkan 100 kantong, seharusnya sebelum pandemi, misal dalam jangka waktu 6 bulan rata-rata bisa sampai 600 kantong darah didapat," kata Sirni.
"Kalau ada yang butuh kami carikan solusi dapat menghubungi kawan-kawan dari komunitas Sahabat Donor kabupaten OKI. Mereka jika mampu dan siap, pasti akan menyumbangkan darahnya ke pada yang membutuhkan," katanya lagi.
Sementara itu, RSUD Muaradua, OKUS, termasuk salah satu pelayanan umum kesehatan yang belum memiliki tempat penyimpanan darah atau Bank Darah Rumah Sakit (BDRS).
Pihak RSUD memaksimalkan pelayanan UTDRS dengan memanfaatkan relawan dan keluarga pasien secara langsung maupun lewat medsos.
Baca juga: Pembeli Tanah dan Rumah di Palembang Harus Rogoh Uang Lebih Mulai Juli
Gandeng Kantor dan Pesantren
Ketua IDI Cabang OKUS, dr Erick Destiano SpPD, mengatakan, pihaknya memanfaatkan para pendonor, keluarga pasien hingga sukarelawan agar kebutuhan darah dapat tercukupi.
"Jumlah kantong darah diproduksi per bulan stabil, di angka rata rata 80 kantong," katanya.
Menurut Ketua PMI Sumsel Febrita Lustia Herman Deru, berbagai kegiatan diadakan PMI Sumsel untuk donor darah.
"Ada kegiatan donor darah di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pondok pesantren dan kelompok komunitas sampai akhir Juni ini," kata Febrita.
Berbagai cara dilakukan supaya masyarakat berminat mengikuti kegiatan donor darah seperti memberi sembako bagi pendonor sukarela dan lain-lain.
"Selain itu kita juga membuat grup komunitas pendonor, guna memudahkan komunikasi dan informasi dari Unit Donor Darah (UDD) PMI Provinsi Sumsel kepada pendonor," ujarnya
Lalu, ada juga menggandeng komunitas pendonor yang sudah ada. Kemudian memberikan edukasi tentang pentingnya donor darah saat kegiatan mobile unit di kantor-kantor, pesantren maupun di lingkungan masyarakat.
"Tujuannya agar masyarakat tahu pentingnya donor darah dan sadar bahwa mereka dapat membantu dan mau mendonorkan darahnya. Ada istilahnya TSM (tahu sadar dan mau)," kata Febi.
Secara terpisah, Ketua PMI OKU Timur HM Kholid Mawardi mengatakan, semenjak adanya wabah pandemi Covid 19 terjadi penurunan angka pendonor darah di wilayahnya.
"Kami juga lebih berhati-hati, setiap pendonor benar-benar diperiksa jangan sampai ada yang memiliki gejala Covid 19," kata Kholid.
Menurutnya, kesadaran masyarakat di OKU Timur cukup tinggi mengenai donor darah, pihaknya memiliki banyak komunitas yang siap membantu. (tim)
Baca juga: Palembang Kekurangan Dokter Spesialis Anak