News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dua Warga Riau Meninggal Setelah Divaksin Sinovac, Kepala Dinas Kesehatan Ungkap Penyebabnya

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Santriwati pesantren Miftahul Huda saat menjalani vaksinasi Covid-19 di aula pondok pesantren Miftahul Huda Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Jumat (11/6/2021).

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Dua warga dari Indragiri Hulu dan Rokan Hulu, Riau meninggal dunia setelah beberapa hari disuntik dengan vaksin Sinovac.

Sebelum meninggal, kedua warga tersebut sempat mengeluhkan demam dan kejang-kejang setelah divaksin.

Ketua Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Riau, dr Ligat Pribadi, Kamis (17/2/2021) menceritakan awal muka temuan kasus meninggalnya dunia pasien pasca divaksin Covid-19 itu.

"Setelah divaksin, seperti biasa mereka kan diminta 30 menit, setelah itu baru diperbolehkan pulang, setelah pulang pasien ini tidak ada keluhan," kata dr Ligat Pribadi, Kamis (17/2/2021).

"Kemudian satu minggu setelah divaksin, pasien ini datang ke Puskesmas mengeluhkan sakit demam, meriang dan kejang," ujar Ligat.

Setelah dirawat dan dilakukan observasi oleh tim medis, ternyata pasien ini menderita kadar gula yang tinggi.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh beberapa dokter spesialis di rumah sakit daerah yang ada di kabupaten tersebut, tidak ditemukan ada hal-hal yang berkaitan dengan KIPI.

"Jadi pasien ini memang hipertensi dan hipertropi pada jantungnya, setelah dilakukan scaning kepala tidak ditemukan ada kelainan, kemudian dirawat lagi beberapa hari, akhirnya meninggal," katanya.

Dari beberapa rangkaian pemeriksaan tersebut tim dokter menyimpulkan bahwa pasien ini meninggal dunia bukan karena efek dari vaksin yang disuntikkan.

Baca juga: Pimpinan DPR Dukung Uji Klinis Vaksin Nusantara Dilanjutkan

Namun karena penyakit bawaan atau komorbid yang selama ini sudah diderita oleh pasien tersebut.

"Dari diagnosa dokter di sana (Inhu) bukan karena KIPI, tapi akibat dari sindrom metabolik, termasuk kejang itu juga kemungkinan akibat metabolik akibat dari kadar gula darahnya yang tidak terkontrol," ujarnya.

Sementara untuk pasien yang di Rokan Hulu, dijelaskan Ligat, pasien ini mengalami gejala dua hari setelah divaksin Sinovac.

Pasien ini datang ke Puskemas dengan keluhan meriang dan demam.

"Kemudian pasien ini dirujuk ke rumah sakit swasta, dilakukan screeening, termasuk rontgen dan pemeriksaan darah, hasilnya pasien ini diketahui ada lekositosis dan hasil rongen torak atau badannya ada infeksi di paru-parunya," kata Ligat menjelaskan kronologis pasien mengalami gejala pasca disuntik vaksin.

Setelah diketahui ada infeksi di paru-parunya, pasien disarankan untuk dirawat transit sambil dilakukan pemeriksaan swab PCR.

"Namun saat itu pasien menolak, dan meminta untuk pulang ke rumah, setelah beberapa hari di rumah, pasien ini balik lagi ke rumah sakit, namun kondisinya sudah memburuk dan akhirnya pasien tidak tertolong lagi dan meninggal dunia," katanya.

Bukan karena Efek Vaksinasi

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir memastikan dua warga Riau yang meninggal dunia usai divaksin bukan karena efek vaksinasi.

Namun karena penyakit yang dialami oleh pasien tersebut.

"Iya betul, ada dua kasus KIPI yang meninggal dunia, tapi itu bukan karena vaksin, tapi karena penyakit yang dideritanya," kata Mimi, Kamis (17/6/2021) menanggapi meninggalnya 2 warga setelah divaksin.

Mimi menegaskan, sebelum dilakukan vaksinasi, seluruh penerima vaksin harus melewati pemeriksaan atau screening yang dilakukan oleh petugas medis.

Jika hasil screening menyatakan bahwa seseorang tidak layak untuk divaksin karena faktor kesehatan dan penyakit bawaan yang dideritanya, maka petugas vaksin atau vaksinator tidak akan berani untuk menyuntikkan vaksi ke tubuh seseorang tersebut.

Begitu sebaliknya, jika seseorang sudah divaksin oleh petugas, maka orang tersebut sudah dinyatakan layak dan memenuhi syarat untuk divaksin berdasarkan hasil pemeriksaan atau screening oleh petugas sebelum divaksin.

"Pada saat screening mereka ini kan dicek semua, saat dilakukan pemeriksaan itu tidak ada masalah," katanya.

Baca juga: Terawan Tetap Ingin Lanjutkan Vaksin Nusantara, Ini Kata BPOM RI

Saat disinggung mengapa masih ditemukan ada penerima vaksin yang punya riwayat penyakit tertentu tetap divaksin dan akhirnya meninggal dunia, Mimi menyebut setiap orang memiliki daya tubuh yang berbeda-beda.

"Kondisi tubuh orang kan berbeda-beda," kata Mimi singkat menjelaskan temuan Komda KIPI Riau terkait meninggalnya dua warga Riau usai diberikan vaksin Sinovac.

Seperti diketahui, selama pelaksanaan vaksinasi di Provinsi Riau berjalan Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Riau sudah menerima sebanyak 56 kasus KIPI.

Dari 56 kasus KIPI yang masuk ke Komda KIPI Riau tersebut setelah dilakukan klasifikasi 49 kasus dinyatakan sebagai kasus KIPI ringan.

"Sedangkan 7 kasus lagi masuk dalam klasifikasi KIPI berat atau serius. Dari 7 kasus KIPI berat ini ada dua yang meninggal dunia," kata Ketua Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Riau, dr Ligat Pribadi, Kamis (17/6/2021).

dr Ligat menjelaskan, dari 7 kasus KIPI berat ini selain dua meninggal dunia, saat ini masih ada satu pasien lagi yang masih dirawat di rumah sakit swasta di Pekanbaru.

"Kemudian yang empat lagi sudah sembuh," ujarnya.

Sedangkan dua pasien meninggal dunia setelah divaksinasi adalah warga Indragiri Hulu dan warga Rokan Hulu. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Warga Inhu dan Rohul Meninggal Usai Divaksin, Menurut Kadiskes Riau Ini yang Jadi Penyebabnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini