"Saya mengeksplorasi bagaimana Bagang itu menjadi instrumen, lalu saya melubangi di antara beberapa tiang itu dengan lubang kotak, bundar dan segitiga."
"Dan ketika ada angin datang, itu menjadi ramai. Saya kagum, suaranya seperti orang bersiul, orang main suling, dan bahkan suara sengau," terang Misbah.
Ke depan, Misbah berharap Bagang dapat difungsikan bukan hanya sebagi alat penangkap ikan saja tapi dapat berdampak bagi kesejahteraan mayarakat pesisir.
Baca juga: Ganjar Pranowo Serahkan Lukisan Karya Seniman asal Semarang kepada Megawati
Misalnya saat siang hari, bagian atas Bagang dapat difungsikan untuk destinasi wisata.
Sementara pada malam hari, pada bagian bawah Bagang dapat digunakan untuk menangkap ikan, hasil ikannya dapat dijajakan sebagai hidangan para wisatawan.
Seniman yang memiliki jiwa ingin selalu dekat dengan laut ini, berharap suatu saat nanti, dirinya dapat menemukan suara-suara yang frekuensinya dapat digunakan untuk mendatangkan ikan.
Sehingga, dapat berdampak lebih lagi bagi masyarakat pesisir.
"Saya ingin mencari bagaimana suara-suara yang dihadirkan dari Bagang itu mampu mempengaruhi ikan-ikan disekitar, bagaimana suara itu bisa frekuensinya memanggil ikan."
"Saya belum mencoba sampai ke tahap itu, mungkin dua tahun nanti saya akan eksplorasi ke sana lagi (selayar) dan membuat beberapa Bagang (untuk eksplorasi)," ucap Misbah.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)