News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rektor PTS di Jember yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Staf Pengajar Akhirnya Mundur

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pelecehan seksual di sekolah

Laporan Reporter Tribun Jatim, Sri Wahyunik

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Kota Jember di Jawa Timur kini dihebohkan oleh kasus dugaan tindak pelecehan seksual oleh RS, seorang rektor perguruan tinggi swasta (PTS) di kota itu terhadap salah seorang staf pengajarnya berinisial MH.

Setelah kasus ini terkuak, RS yang tercatat sebagai rektor di Universitas PGRI Argopuro (Unipar) Jember kini meletakkan jabatannya alias mengundurkan diri.

Kasus dugaan pelecehan seksual ini sendiri oleh korbannya sudah dilaporkan ke yayasan yang menaungi PTS tersebut dan ke polisi.

Dugaan pelecehan seksual itu dilakukan RS terhadap MH awal Juni 2021 lalu. Adalah suami MH sendiri yang mengungkap dugaan pelecehan seksual ini dan kemudian ditindaklanjuti dengan melapor ke Yayasan Kantor Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (PPLP PT) PGRI Jember.

Kepada Tribun Jatim, MH mengakui membuat pelaporan tersebut dan menuntut ada keadilan untuk sang istri. Laporan ke polisi dia buat pada 16 Juni 2021.

Baca juga: Dilaporkan Suami Korban karena Lakukan Pelecehan Seksual di Pasuruan, Rektor Unipar Jember Mundur 

"Saya ingin ada keadilan, langkah pertama yang saya lakukan memang melalui yayasan. Ini soal integritas lembaga pendidikan, apalagi dilakukan oleh pejabat tinggi di kampus tersebut. Akibat perbuatan itu, istri saya syok dan tidak mau ke kampus," ujar MH, Jumat (18/6/2021).

Baca juga: Karyawan SDM Nippon Steel Jepang Tersandung Kasus Pelecehan Seksual terhadap Calon Pegawai Baru

Dugaan pelecehan seksual itu terjadi di sebuah hotel yang menjadi lokasi pendidikan dan pelatihan dosen kampus Unipar di Tretes, Pasuruan.

Kegiatan itu diikuti oleh sejumlah orang, termasuk istri MH dan RS. Bentuk dugaan pelecehan itu adalah RS mencium istri MH.

"Kalau saya tidak melapor dan menuntut keadilan, nanti malah istri saya yang dituduh selingkuh."

"Saya tidak ingin kejadian ini terulang lagi, jangan ada lagi korban pelecehan apalagi itu di kalangan lembaga pendidikan," tegasnya.

Karenanya MH ingin ada penyelesaian atas kasus tersebut. MH menuntut, pertama, ada proses terhadap dugaan pelecehan seksual itu. Kedua, adanya sanksi untuk terduga pelecehan seksual.

Ketiga, universitas memberikan perlindungan kepada dosen dan tenaga kependidikan perempuan Unipar Jember.

"Karena sangat mungkin rentan menghadapi pelecehan seksual. Saya tidak menginginkan pelecehan seksual yang menimpa istri saya dialami oleh dosen dan tenaga kependidikan lainnya di lingkungan Unipar Jember," tegass MH.

Sementara itu, Kepala Biro 3 (Humas, Perencanaan dan Kerjasama) Unipar Achmad Zaki mengatakan, pihak yayasan telah menindaklanjuti laporan korban pelecehan seksual tersebut.

"Tanggl 17 Juni sudah ada tindaklanjut. Dan yang bersangkutan (RS) sudah mengundurkan diri. Jadi sekarang, dia sudah tidak menjabat sebagai rektor lagi," ujar Zaki.

Pihak yayasan, kata Zaki, selama tiga hari berturut melakukan penelusuran dan pemeriksaan kasus tersebut.

Berdasarkan peraturan pokok kepegawaian, RS menyatakan mundur dan dibuktikan dengan surat pernyataan mengundurkan diri.

"Mundur dari jabatan itu juga bentuk sanksi dari yayasan. Selanjutnya, kasus ini juga menjadi pelajaran buat kami. Ke depan nanti, kami akan membentuk Pusat Studi Gender," imbuh Zaki kepada TribunJatim.com.

Sementara itu, RS yang dihubungi wartawan mengaku dirinya khilaf. Dia menuturkan, ketika itu dia hendak mengajak dosen tersebut makan dengan mendatangi kamarnya.

Tidak lama dosen itu membukakan pintu, terbersit keinginan RS untuk mencium dosen tersebut.

"Pada intinya saat saya mau cium dia, dia menolak. Setelah itu, saya minta maaf dan pergi. Itu kejadiannya."

"Tidak tahu, kok kemudian itu diramaikan. Saya akui saya khilaf, dan saya sudah minta maaf," ujar RS.

Dia mengaku, tidak sampai mencium dosen tersebut. Dia juga sudah berupaya meminta maaf.

Saat kasus itu dilaporkan ke yayasan, dirinya juga mengakui kekhilafan tersebut dan berupaya melakukan mediasi. RS juga sudah mendapatkan surat peringata (SP) 1.

Namun kemudian, ada tekanan dari sejumlah karyawan dan dosen yang mendesak dirinya mundur.

Akhirnya RS memilih mundur untuk meredakan suasana di lingkungan Unipar. "Ya saya tidak masalah mundur," pungkasnya kepada TribunJatim.com.

Artikel ini tayang di TribunJatim.com dengan judul Rektor Unipar Jember Mundur Setelah Ada Laporan Dugaan Pelecehan Seksual

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini