Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Ardhiangga Ismayana
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Tim SAR dari Basarnas Provinsi Bali, Jembrana, Polairud Polda Bali, Jembrana dan Buleleng berangkat ke perairan selat Bali melakukan pencarian dan evakuasi KMP Yunicee dari Dermaga Wisata Teluk Gilimanuk, Senin 5 Juli 2021.
Ini merupakan pencarian hari ke 7 telah dilakukan oleh Tim SAR Gabungan.
Pantauan Tribun Bali, keberangkatan Tim SAR Gabungan dilakukan sekitar pukul 07.30 Wita.
Pencarian dan evakuasi dihentikan sementara sejak sore kemarin dan dilanjutkan pagi ini.
Untuk hasil sejak kemarin hingga saat ini sudah ada dua korban yang ditemukan.
Diantaranya warga Sumenep yang merupakan manifest dan juga seorang penjaga kantin.
Baca juga: Tukang Pijat Asal Banyuwangi Dilaporkan Hilang, Diduga Penumpang di KMP Yunicee yang Tenggelam
Untuk penjaga kantin yang ditemukan oleh nelayan sendiri ialah Juliadi warga Tasikmalaya Jawa Barat sedangkan seorang manifest ditemukan oleh tim SAR, yaitu Miftahol Aripin warga Sumenep Madura.
Pencarian KMP Yunicee sendiri, dihari keenam ini belum menemukan hasil signifikan.
Maka dari itu, pada sore kemarin dilakukan penghentian sementara dan akan dilanjutkan mulai pagi ini.
Pencarian dan evakuasi pagi hingga siang nanti, akan menjadi bahan evaluasi oleh tim SAR Gabungan.
Dimana ada opsi untuk melakukan penghentian di hari ke 7 pencarian dan dilakukan rapat sore nanti sekitar pukul 16.00 Wita.
Kepala Basarnas Provinsi Bali, Gede Darmada mengatakan penghentian masih akan dibicarakan dengan pihak keluarga korban yang saat ini laporan orang hilang masih berjumlah 17 orang.
Dan sekedar informasi lanjutan bahwa dari 76 penumpang yang dikabarkan naik di dalam kapal ternyata ada satu penumpang lagi yakni seorang pemijat di kapal yang dilaporkan keluarganya hilang.
Sehingga total penumpang ada sekitar 77 dan penumpang selamat ada 51, kemudian yang meninggal 9 orang dan masih dalam pencarian 17 orang.
“Opsi penghentian dikarenakan arus laut selat Bali yang cukup kencang.
Dimana rencana penerjunan ROV tidak dapat diterjunkan ketika arus bawah laut saat ini ialah 4 knot.
Padahal ROV itu bisa diterjunkan untuk mendeteksi pasti keberadaan kapal dengan kecepatan arus tiga knot.
Kemudian opsi melakukan penyelaman oleh regu penyelam, juga tidak dapat dilakukan karena sangat berbahaya bagi keselamatan regu penyelam. Hal itu juga berkaitan dengan kencangnya arus bawah laut,” ucap Darmada kemarin.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Pastikan Pembayaran Santunan JKK dan JKM Bagi Korban Tenggelamnya KMP Yunicee
Darmada mengaku, faktor arus bawah laut inilah yang kemudian jadi pertimbangan untuk dilakukan penghentian oleh tim SAR Gabungan.
Sehingga ada kemungkinan akan dilakukan penghentian dengan pertemuan secara virtual dengan keluarga korban.
“Besok (hari ini, red) dirapatkan sekitar pukul empat sore,” bebernya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Pencarian Hari ke 7 KMP Yunicee, Tidak Ada Hasil Signifikan, Tim SAR Hentikan Pencarian