"Kalau mereka tidak makan (lem aibon dan narkoba), mereka bisa lempar kaca rumah."
"Kemudian mereka kadang pulang sampai jam 03.00 subuh, kalau kita tidak buka pintu, mereka bisa lempar (barang-barang) ke rumah," ungkap Amos.
Bahkan, rumah singgah yang didirikannya pada tahun 2018 itu sempat terbakar di tahun 2019.
Hal itu lantaran ulah para remaja yang membuang puntung rokok sembarangan.
Hingga akhirnya, Amos mendapat bantuan dari beberapa orang yang melihat perjuangan saat merawat anak-anak di rumah singgah.
"Orang-orang di Nabire akhirnya melihat kami dan membantu, akhirnya saya sudah tidak ngojek lagi," ungkap Amos.
Kini, dirinya pun telah mendirikan yayasan yang fokus untuk merehabilitasi anak-anak pecandu lem aibon di Papua.
Ada sekira 15 anak mulai dari usia 6-10 tahun yang ia rawat di Panti Asuhan bernama Generasi Emas Indonesia.
Baca juga: VIRAL Aksi Romantis Suami Menulis Surat Cinta setelah Bertengkar dengan Istri, Ini Kisahnya
"Sekarang saya sudah mendirikan yayasan, sekarang kami punya panti asuhan, ada anak-anak yang sudah tinggal."
"Anak-anak yang usia dini yang kami ambil, karena anak-anak yang usia remaja agak susah kami jangkau," ungkap Amos.
Jadi, mimpi Amos saat ini adalah membangun panti rehabilitasi yang lebih layak, agar anak-anak remaja yang terlantar dapat tinggal dengan nyaman.
"Kami ingin sekali buat panti rehabilitasi karena mereka susah terjangkau dengan fasilitas kami yang terbatas," pungkas Amos.
(Tribunnews.com/Maliana)