TRIBUNNEWS.COM- Fakta-fakta beredarnya video penganiayaan terhadap seorang pasien Covid-19 di Toba semakin terungkap.
Pasien tersebut disiksa hingga diseret di jalan kampung.
Ia ternyata sempat meludahi tangan lalu coba mendekati warga.
Seorang pasien Covid-19 di Kabupaten Toba menjadi korban penyiksaan warga.
Pasien bernama Salamat Sianipar (45) disiksa saat menjalani isolasi mandiri.
Dari rekaman video yang beredar di media sosial, warga Desa Pardumuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba tersebut diseret di jalan.
Berikut ini fakta-faktanya dirangkum Tribunnews dari Tribun Medan:
1. Videonya viral
Video penyiksaan yang dilakukan sejumlah warga terhadap Salamat Sianipar menjadi viral di media sosial.
Tangan Salamat Sianipar dalam kondisi terikat.
Sejumlah pria tampak menggunakan bambu dan kayu untuk menyiksa Salamat.
Salamat juga diseret di jalanan.
Peristiwa tersebut terjadi di Desa Pardumuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba pada Kamis (22/7/2021).
Baca juga: Kasus Corona Melonjak, Vietnam Mengunci Ibu Kota Hanoi, Dilarang Adakan Pertemuan Lebih dari 2 Orang
Baca juga: Virus corona: Apakah AS mendanai penelitian virus berbahaya di Wuhan?
Baca juga: Anaknya Meninggal karena Demam, Seorang Nenek Diliputi Duka Mendalam, Berpulang Saat Isoman
2. Diisolasi di gubuk tanpa listrik
Mengutip Tribun Medan, Salamat awalnya melakukan tes swab antigen di klinik di Kecamatan Laguboti pada Rabu (21/7/2021).
Tes swab antigen menunjukkan bahwa Salamat positif Covid-19.
Ia lalu disarankan melakukan isolasi mandiri.
Salamat lalu diisolasi di sebuah gubuk tanpa listrik yang letaknya di Desa Pardomuan.
Keberadaan Salamat ternyata mendapat penolakan warga.
Salamat diasingkan dari kampung.
Menurut keterangan sang istri, Risma Sitorus, Salamat pada akhirnya kabur dari tempat isolasi.
Salamat kembali ke rumah diduga dalam keadaan depresi.
3. Meludahi tangan lalu dekati warga
Dijelaskan Risma Sitorus, suaminya saat itu keluar rumah sambil meludahi tangan.
Salamat lalu mendekati warga.
"Dia mencoba menyentuh warga yang berada di dekatnya dengan berteriak dirinya tidak terpapar Covid-19," kara Risma Sitorus, Sabtu (24/7/2021), mengutip Tribun Medan.
Hal senada juga dikatakan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Audi Murphy.
Salamat bahkan memeluk orang-orang yang ditemuinya.
"Kemarin saat terpapar (Covid-19), entah stress atau apa, asal ketemu sama orang, dipelukinya orang supaya kena juga," kata Audy mengutip Tribun Medan.
Lanjut Audy, Salamat juga mencoba memeluk Wakapolsek yang datang saat dirinya hendak diamankan.
Bidan desa yang hendak menggunakan APD juga dipeluk oleh Salamat.
Tindakan Salamat memicu kemarahan dan ketakutan warga.
Pada Kamis (22/7/2021), warga berkumpul membawa bambu dan kayu.
Awalnya warga hendak mengamankan Salamat Sianipar, namun berujung pada Tindakan penganiayaan.
4. Kabur dari RS
Pada Kamis (22/7/2021) pukul 11.00 WIB, Salamat berhasil diamankan.
Salamat lalu dibawa ke RSUD Porsea.
Namun pada malamnya ia kembali kabur dari rumah sakit.
Menurut keterangan Risma, sang suami akhirnya ditemukan di depan Perumahan Del Sitorus di Desa Siantar Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumon pada Sabtu (24/7/2021) pukul 11.30 WIB.
Sementara itu, menurut keluarga Salamat Sianipar yakni Erik Sianipar, penggunaan kayu dan bambu sebagai upaya untuk jaga jarak dengan Salamat.
Menurutnya, warga tak bertujuan melakukan penyiksaan.
"Dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai upaya menjaga jarak agat tidak tertular Covid-19 cara saya bersama warga untuk mengamankan Selamat Sianipar," ujarnya.
Kasus ini juga mendapat perhatian dari Bupati Toba Poltak Sitorus dan wakilnya Tonny M Simanjuntak.
Pihaknya meminta Satpol PP berjaga di rumah sakit untuk mengawasi korban.
(Tribunnews.com/Miftah, Tribun Medan/Goklas Wisely)