TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta mulai ancang-ancang melakukan penerapan pembatasan waktu kunjung di kawasan Malioboro bagi wisatawan.
Meski rencana itu kini masih dalam bentuk simulasi, dan belum diketahui kapan tanggal pemberlakuannya.
Tetap saja hal itu mematik respon dari sejumlah komunitas di Malioboro.
Baca juga: Kanit Laka Satlantas Polres Semarang Jelaskan Kecelakaan yang Menimpa Ketua Umum MUI
Ketua Paguyuban Kusir Andong Malioboro, Purwanto mengatakan, ia mengaku menghargai rencana dan keputusan para pemangku kebijakan.
Pasalnya, Purwanto memaklumi dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini tentunya sulit untuk bertindak dalam memutuskan suatu kebijakan.
"Kami menghargai dan mematuhi kebijakan yang diberikan pemerintah karena ini kan masa sulit," katanya, kepada Tribunjogja.com, Rabu (11/8/2021).
Sebenarnya, dia menilai waktu 2 jam untuk berkunjung ke Malioboro tidak terlalu menguntungkan bagi para kusir andong.
Baca juga: Rumah Dinasnya Digeledah KPK, Bupati Banjarnegara Bungkam, Pilih Bagikan Bansos ke Warga
Kendati demikian, Purwanto tidak lantas mempersoalkan hal itu dan memilih bersabar sembari menanti kebijakan kelonggaran selanjutnya.
"Kalau dipikir waktu 2 jam ya kurang. Karena kalau nuruti wisatawan itu bisa 5 jam. Tapi kami sabar saja, besok kalau pandemi berlalu mungkin ditambah," terang dia.
Adanya kebijakan tersebut dinilai oleh Purwanto sebagai matahari baru yang cukup menggembirakan dirinya dan 470 kusir andong lainnya di Malioboro.
"Kami sambut matahari baru ini, walau kami sadar nanti akan tertutup mendung lagi. Ya kami akan lihat nanti kebijakan ini seperti apa. Pasti kami evaluasi kalau kurang pas ya kami bicarakan," terang dia.
Baca juga: Lulusan STM Beraksi Jadi Dokter Gadungan, Buka Pengobatan Keliling di Mojokerto
Penuturan Purwanto, saat ini anggota paguyuban kusir andong Malioboro yang kembali beraktivitas hanya sekitar 11 kusir andong saja.
Itupun menurutnya hanya sekedar duduk-duduk menikmati suasana Malioboro setelah sekian lama para kusir andong tersebut libur.
"Ya sekitar 11 kusir yang berangkat. Itu pun hanya manasi kuda, temu kangen saja. Dan sebenarnya kebijakan waktu dua jam kunjungan itu jadi persoalan, tapi kami memilih tidak mempersoalkan," tuturnya.
Baca juga: Setelah Malioboro dan Bandung Selatan, Kini Giliran Warga Puncak Bogor yang Kibarkan Bendera Putih