“Sedangkan anak Pak Rustam dengan beberapa orang pergi ke jembatan dekat pelabuhan mencari jaringan internet. Setelah gelap, sekelompok orang yang mencari jaringan internet di jembatan sudah pulang,” kata Dedek.
Jembatan itu hanya berjarak sekira 50 meter dari lokasi perumahan atau camp pekerja.
Sesampainya orang-orang yang sebelumnya main game di jembatan di rumah, ternyata 1 orang tidak pulang, yakni Malta Alfarel Nduru anak Rustam.
“Pak Rustam inilah yang mencari anaknya ke arah jembatan, ia hanya menemukan ponsel dan melihat bercak darah. Pak Rustam minta tolong lalu kami ambil senjata seperti parang dan pisau di rumah untuk jaga-jaga,” kata Dedek.
Baca juga: Remaja Tewas Diterkam Harimau di Hutan, Awalnya Ditemukan Bercak Darah di Tanah
Setelah menelusuri jejak korban yang diduga diseret harimau, barulah didapati jasad korban yang tidak utuh lagi.
Rustam dan keluarganya histeris melihat jasad anaknya yang tak lagi utuh tersebut.
Pekerja yang tinggal di lokasi camp perusahaan itu juga histeris melihat kondisi jasad anak yang baru berusia 13 tahun tersebut.
“Jasad korban dibawa pihak keluarga ke kampungnya di kabupaten Nias. Ada dua keluarga dari Nias yang tinggal bersama kami di lokasi, mereka semuanya pulang,” kata dia.
Ponsel korban jadi petunjuk
Hal senada diungkapkan Camat Sungai Apit Wahyudi.
Ia mengungkap awalnya Rustam dan anaknya sedang memperbaiki mesin genset mesin camp PT Uniseraya.
Saat Rustam sedang sibuk memperbaiki mesin genset, korban meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke pelabuhan.
Maksudnya untuk mencari jaringan Ponsel, sebab di dekat camp tinggal korban tidak terdapat jaringan seluler.
Setelah beberapa saat, anaknya belum juga kembali dari pelabuhan.