Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan berdasarkan dari keterangan saksi, kasus perampasan nyawa itu dilatarbelakangi kesulitan ekonomi.
"Motif utama nya menurut keterangan saksi adalah faktor ekonomi dalam kurun waktu beberapa belakangan ini ada kesulitan ekonomi," ujarnya di depan awak media, Kamis (9/9/2021).
AKBP Wirdhanto Hadicaksono menjelaskan kesulitan ekonomi yang dialami keluarga korban menyebabkan percekcokan diantara keduanya.
Sebelum melakukan penusukan pelaku diketahui membenturkan kepala korban ke dinding kamar.
"Suaminya tersebut membenturkan kepala istrinya ke tembok dan kemudian sempat melakukan penusukan sebanyak lima kali, " ungkapnya.
Teriakan Anak
Siang menjelang sore, suasana sunyi di sebuah kampung di Selaawi, Garut dipecahkan oleh suara teriakan seorang anak.
Anak tersebut menyaksikan pemandangan yang menyayat hati.
Di dalam rumah, yang terletak di Kampung Cibingbin, Desa Cirapuhan, Kecamatan Selaawi, sang anak melihat ibunya tengah dianiaya oleh ayahnya. Kondisinya sudah berdarah-darah. Si anak yang panik berlari ke luar rumah dan berteriak.
Teriakan anak tersebut memancing perhatian warga. Mereka pun berdatangan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Begitu tiba di lokasi, mereka mendapat darah berceceran di mana-mana.
Panik melihat warga berdatangan, ayah sang anak tersebut mencoba akhiri hidup menggunakan senjata tajam.
Namun upayanya tak berhasil. Ia masih bernapas dan kemudian dilarikan ke RSUD dr Slamet Garut.
Perbuatannya tersebut diketahui oleh anaknya sendiri.