News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bocah Makan Tanah & Pecahan Tembok, Ortu Diduga Jarang Belikan Jajan: Makan Sehari Saja Hanya 2 Kali

Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mendatangi rumah VF, balita yang suka memakan tanah dan serpihan pasir dari tembok, Senin (13/9/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah usia tiga tahun berinisial VF punya kebiasaan memakan tanah dan pecahan tembok.

Hal ini diduga lantaran orangtua korban jarang membelikan jajan.

Ibu korban mengaku, jangankan membeli jajan, mereka bahkan hanya makan dua kali dalam sehari.

VF merupakan anak dari pasangan Carmo (50) dan Umrotun Khasanah (40).

Bayi asal Tegal Jawa Tengah memiliki kebiasaan yang tak baik.

Bocah tersebut suka memakan tanah dan pecahan tembok.

Kebiasaan tersebut ternyata muncul sejak VF berusia dua tahun.

"Sejak bisa jalan atau usia dua tahun dia gemar makan tanah sama pecahan-pecahan tembok," kata Umrotun Khasanah (40), ibu dari VF ditemui wartawan di kediamannya di Kelurahan Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat, Sabtu (11/9/2021), mengutip Kompas.com.

Awal mula makan tanah

Umrotun bercerita, awalnya ia melihat sang buah hati memakan tanah dari reruntuhan tembok sekira setahun yang lalu.

Peristiwa itu terjadi saat VF sedang bermain sendirian.

Sementara sang ibu tengah memasak.

"Saat itu main sendiri di dalam rumah dan saya tinggal memasak. Saat saya lihat dia sedang makan tanah dari pecahan tembok," katanya.

Baca juga: Hilang 2 Bulan, Bocah SMA di Aceh Ditemukan Tinggal Kerangka, Terakhir Pergi Bersama Teman Barunya

Baca juga: FAKTA Penemuan Bayi Dalam Kardus Mi Instan di Wonogiri, Dibuang Siswi SMK, Hasil Hubungan Terlarang

Baca juga: Mahasiswi Jepang Akui Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkannya di Toilet Bandara Haneda

Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mendatangi rumah VF, balita yang suka memakan tanah dan serpihan pasir dari tembok, Senin (13/9/2021).

Nangis bila dilarang

Melihat tingkah anaknya tersebut, Umrotun pun memberi teguran.

Namun saat tidak diawasi, VF kembali melakukan hal tersebut.

Tingkah VF itu ternyata menjadi kebiasaan hingga sekarang.

Menurut VF, rasanya enak saat memakan tanah dan pecahan tembok tersebut.

Umrotun mengatakan, sang anak akan menangis bila dilarang.

"Katanya enak. Kalau main di luar, juga tanah yang dimakan. Dan kalau dilarang dia nangis. Akhirnya keterusan sampai sekarang," katanya.

Jarang membelikan jajan

Umrotun tak tahu pasti mengapa VF memiliki kebiasaan tersebut.

Namun, ia mengaku jika jarang membelikan jajan VF.

Jangankan untuk membeli jajan, untuk makan pun ia hanya mampu dua kali dalam sehari.

Keluarga tersebut kekurangan secara ekonomi.

Carmo selama ini bekerja sebagai teknis barang elektronik dengan penghasilan tak menentu.

Sementara dirinya adalah seorang ibu rumah tangga.

Dalam sehari suaminya bisa memperoleh uang hingga Rp 25.000.

"Penghasilan memang tidak menentu. Kalau ada orang yang datang mau servis baru dapat uang. Paling Rp 10.000 sampai Rp 25.000," jelasnya.

Kata dinas kesehatan

Pihak Dinas Kesehatan Kota Tegal telah menyambangi rumah VF.

Kepala Puskesmas Debonglor, dr Fikrie El Mujahid menyebut, kebiasaan yang dialami VF dinamakan Pica.

Yakni gangguan makan terhadap makanan yang bukan makanan atau tak ada kandungan gizi.

Berbagai faktor bisa menjadi penyebab termasuk tak ada pilihan makanan.

"Bisa jadi karena tidak ada pilihan makanan yang tersedia. Karena usia tersebut, fase-fase oralnya masih tinggi. Apa saja inginnya dimakan," katanya, Senin (13/9/2021) mengutip Tribun Jateng.

Sementara kondisi bocah tersebut tampak normal dari luar.

Namun, selama ini VF kerap mengeluh sakit perut.

Rencananya VF akan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Ibu VF mengaku, selama ini ia tak pernah membawa sang anak berobat ke dokter.

Umrotun mengaku sama sekali belum pernah memperoleh bantuan dari pemerintah.

Ia belum memiliki Kartu Keluarga.

Hal ini lantaran Carmo dan Umrotun hanya menikah siri.

Anak-anak mereka hingga saat ini juga belum memiliki akta kelahiran.

(Tribunnews.com/Miftah, Kompas/Tresno Setiadi, Tribun Jateng/Fajar Bahruddin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini