TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria bernama Mucklisin (31) ditemukan tewas penuh luka di jalan.
Ia duga menjadi korban pembunuhan.
Sebab, saat ditemukan terdapat sejumlah luka akibat benda tajam di leher korban.
Sebelum penemuan jasad korban, warga sempat mendengar suara orang merintih kesakitan.
Diduga, korban juga sempat berjalan mengejar pelaku sebelum akhirnya tewas.
Tubuhnya ditemukan bersimbah darah di jalan Lingkungan/Kelurahan Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (22/9/2021) pukul 00.30 WIB.
Lokasi tewasnya korban hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah orangtuanya.
Diketahui, korban berasal dari Lingkungan Babadan namun sejak menikah dan punya satu satu, dia tinggal bersama istrinya di Desa Soso, yang berjarak sekitar 7 km dari Lingkungan Babadan.
Baca juga: Kerangka Manusia dalam Posisi Bersila Ditemukan di Parangkusumo, Diduga Lakukan Ritual Sebelum Tewas
"Dugaannya memang seperti itu (jadi korban pembunuhan). Namun, kami masih melakukan olah TKP, terutama terkait kematian korban sampai berada di jalan kampung itu," kata Kasatreskrim Polres Blitar, AKP Adrian Yudo.
Sampai kini petugas belum memastikan motif pembunuhan tersebut.
Namun dipastikan luka di lehernya bukan cuma satu tetapi ada beberapa bekas luka tusuk.
"Lukanya memang cukup parah, hingga akhirnya korban menghembuskan nafas karena diperkirakan kehabisan darah," papar Adrian Yudo
Dari olah TKP diketahui kalau korban dihabisi pelaku dengan pisau dapur.
Sebab, ada informasi lain, kalau pisau itu masih menancap di salah satu luka yang ada di leher korban.
Malah, pisau itu sudah tak ada gagangnya karena diperkirakan lepas saat dipakai menghajar korban.
Gagangnya akhirnya ditemukan di jalan atau hanya berjarak beberapa meter dari lokasi tubuh korban yang tergeletak dengan bersimbah darah itu.
Berikut kronologi kejadiannya:
1. Korban mendatangi rumah orangtuanya
Kasus dugaan pembunuhan ini masih misterius siapa pelakunya.
Namun, diketahui malam sebelum kejadian itu, korban menyambangi orangtuanya.
Lalu, ia diketahui nongkrong bersama teman-temannya. Itu diperkirakan teman sekampungnya.
"Korban nongkrong di dekat rumah orangtuanya, ya sesama anak-anak kampung sendiri," papar Adrian Yudo
Tidak diketahui jelas, apa yang diobrolkan atau apa yang dilakukan mereka saat nongkrong ramai-ramai itu.
2. Merintih kesakitan
Beberapa saat setelah itu, warga setempat mendengar suara orang kesakitan.
Itu terdengar berkali-kali dan suaranya cukup keras hingga terdengar ke dalam rumah warga.
Namun, tak ada yang berani keluar rumah, termasuk orang itu karena sudah jam segitu--lewat tengah malam.
Meski suaranya cukup jelas kalau seperti orang yang merintih kesakitan namun warga tak menyangka kalau orang itu adalah tetangganya sendiri, yang segera butuh pertolongan.
"Saat itu sudah sepi meski jalan itu bisa tembus ke Pasar Wlingi (yang masih berjarak 1 km). Selain itu, di TKP itu agak jarang rumah karena di antara rumah warga dipisankan dengan jembatan dan sawah." paparnya.
Baca juga: 5 Fakta Remaja Habisi Ibu Kandung di Jepara, Korban Minta Pelaku Berbohong untuk Tutupi Kejahatannya
Baca juga: POPULER Regional: Ibu Sewa Algojo Habisi Bocah 8 Tahun | Temuan Kerangka Manusia Posisi Bersila
3. Korban tewas bersimbah darah
Tak lama setelah tak terdengar suara orang mengerang kesakitan, disusul suara berteriak-teriak orang minta tolong dan memberi tahu kalau ada orang terluka.
"Warga yang mengenalnya karena dia itu asli sini (Babadan). Cuma, dia diketahui sudah lama tinggal di rumah istrinya ( Desa Soso), sehingga warga sempat kaget kok bisa korban mengalami kejadian seperti itu,," ungkap warga.
Tak diketahui pasti jam berapa kejadian penganiayaannya namun tubuh korban ditemukan ambruk di jalan itu sekitar puku 00.30 WIB.
Ia ditemukan di jalan atau di depan rumah Amirul (42), warga setempat.
Selain rumah tinggal, rumah Amirul itu juga dijadikan tempat usaha penggilingan daging. Itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah orangtua korban, yang ada di sebelah timurnya.
Baca juga: Sejak Tuti dan Amalia Ditemukan Tewas, Yosef Tak Lagi Tinggal dengan Istri Muda, Kini Bersama Adik
4. Diduga korban sempat berjalan mengejar pelaku
Di sepanjang jalan itu, mulai dari rumah korban sampai TKP, terdapat bercak darah berceceran.
Diperkirakan korban masih sempat berjalan semboyongan hingga akhirnya ambruk di TKP itu.
"Tak ada yang tahu pasti kenapa korban sampai ambruk di depan rumah tetangganya. Sepertinya, TKP penganiayaannya berada di dekat rumahnya atau tempatnya kumpul-kumpul dengan teman-temannya itu," paparnya.
Ada yang menduga, kalau korban itu sempat mengejar pelakunya, usai ditikam berkali-kali itu.
Namun karena sudah terluka parah sehingga tak kuat dan akhirnya ambruk di TKP itu.
Karena luka tusuknya cukup banyak sehingga darahnya itu tak hanya membasahi pakaiannya namun juga terus mengucur deras hingga tercecer di sepanjang jalan kampungnya itu.
"Korban cukup kuat karena sempat berjalan sejauh itu meski sudah terluka separah itu," paparnya.
(Surya.co.id/Imam Taufiq)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kronologi Pria Blitar Tewas Bersimbah Darah, Sempat Jalan 100 Meter dengan Pisau Menancap di Leher