News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Tahan Kerap Dihina, Tukang Asah Pisau Habisi Nyawa Adik Ipar Saat Tertidur Lelap di Mataram

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELAKU: Husnan (55), tersangka pembunuh adik iparnya hanya bisa menunduk dalam sesi keterangan pers, di markas Polresta Mataram, Rabu (29/9/2021).

Apalagi mereka masih satu keluarga dan tinggal berdampingan.

Husnan hidup membujang tidak pernah menikah.

Dia tinggal di rumah itu bersama ibunya.

Baca juga: Anak Gugat Istri Siri Bapaknya Terkait Tanah Warisan di Mataram, Begini Kronologinya

Karena tidak memiliki anak dan istri, dia pun lebih banyak di dalam rumah dan kehidupannya sangat tertutup.

Sehari-hari dia bekerja sebagai tukang asah pisau untuk para jagal hewan potong di Lingkungan Gubuk Mamben.

Sang ibu sehari-hari bekerja sebagai pemulung.

Sementara korban Fitriah, bekerja sebagai pedagang nasi bungkus di lingkungan itu.

Menurut Husnan, selama bertahun-tahun dia memendam rasa sakit hati karena sering dihina orang-orang di lingkungannya, termasuk Fitriah.

”Eee...dia menghina saya, menyindir saya. Sering kali dia bilang saya kangkung, dia bilang saya ambon (ubi jalar), mungkin juga pernah bilang itu (mosot/tidak kawin sampai tua),” katanya.

Dia merasa sangat jengkel disebut kangkung atau sayuran kangkung yang punya sifat lembek, bahan dasar masakan khas pelecing kangkung.

Juga julukan ambon yang memiliki arti ubi jalar, bahan sayuran.

Kata-kata itu membuat Husnan jengkel dan merasa terhina.

”Penghinaan itu pak. Memang dia menghina (saya). Meletakkan sampah di depan rumah saya, kan menghina juga,” ujarnya.

Menurutnya, bukan sekali dua kali dia mendapat penghinaan dan buang sampah di depan rumahnya. Tapi sudah bertahun-tahun.

Baca juga: Ibu Tiri di Mataram Mencekoki Anaknya Narkoba dan Menyuplai Sabu untuk Dijual

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini