Wahyu menjelaskan saat ini Majelis Ulama Indonesia bersama semua pihak tengah memberikan penyembuhan pemahaman kepada anak tersebut.
"Kesbangpol, lebih pada pembinaan lebih lanjutan karena bagaimana pun juga mereka adalah bagian dari warga bangsa, upaya kami saat ini mengembalikan mereka ke pangkuan NKRI," ucapnya.
Baca juga: HNW Minta BNPT Waspadai Pengaburan Sejarah Kelam Komunis Radikal di Indonesia
Menurutnya saat ini ada 59 orang warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota yang teridentifikasi terpapar paham radikal dengan beragam usia ermasuk anak-anak.
Kelompok radikal NII menurutnya menyasar anak-anak yang labil dengan doktrin cuci otak yang seolah-olah mereka benar.
Sehingga bisa berpotensi membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kalau berbicara bahaya ini memang mindset warga negara yang berideologi di luar pancasila, ini tentunya potensi bahaya. Bisa saja suatu saat mereka terakumulasi pada satu gerakan masif," ucap Wahyudijaya.
Namun ia menilai ideologi NII yang saat ini menyasar anak-anak di Garut masih dalam bentuk partisan sehingga belum ada gerakan makar.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Curahan Hati Orang Tua di Garut yang Anaknya Terpapar Paham NII, Jadi Pembangkang dan Putus Sekolah
dan
Negara Islam Indonesia Diduga Muncul di Garut, Puluhan Anak Muda Terpapar Paham Radikalisme