Di tingkat nasional gadis kelahiran tahun 1999 ini sudah menyabet lima gelar, yakni Kejurnas di Bogor tahun 2017, kejuaraan Tarung Bebas Indonesia di Jawa Tengah tahun 2018, pra PON Jakarta 2019 dan Kejurnas di Kendari mendapat dua juara.
Di PON XX Papua Susanti meraih medali emas dalam cabang olahraga Muay Thai.
"Pelatih bilang alat latihan itu bukan satu-satunya syarat untuk jadi juara, apapun alatnya yang penting niat dari hati untuk keinginan mengejar cita-cita.
Keluarga sederhana
Susanti Ndapataka dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Rumah beratap gewang dengan dinding bebak.
Hanya ada satu kamar di rumah Susanti.
Di ruang tamu terdapat kasur, lemari, dan televisi yang di atasnya diletakkan maskot kejuaraan yang pernah diikutinya.
Sang Ibu sudah meninggal, sementara ayahnya bekerja seorang pengembala sapi.
Susanti sudah tertarik dengan olahraga bela diri sejak kecil, dan mulai serius latihan tarung derajat saat duduk di bangku kelas dua SMP.
Susanti mengaku sempat dilarang oleh sang ayah, Maskur Ndapataka. Namun niat dan keinginan kokoh selalu melekat untuk meraih juara.
Setelah tamat dari SMA pada 2017 lalu, Susanti tidak melanjutkan pendidikan karena kendala biaya dan fokus menekuni olahraga Muay Thai.
Selain dukungan keluarga ada Angga Silitonga yang melatih tinju dan tendangan Susanti.
Dengan segala keterbatasan, Angga tetap mendampingi Susanti untuk mengapai mimpi sebagai atlet bela diri.
Viral dijemput pick up