News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Tragis Bocah SD Dihabisi Ayah Usai Main Layangan di Karangasem, Sebab Kematian Sempat Ditutupi

Penulis: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses pembongkaran makam Kadek Sepi di Kecamatan Abang, Selasa 5 Oktober 2021 siang. Pembongkaran dilaksanakan untuk kepentingan autopsi. Korban meninggal dunia seteah dianiaya ayah kandungnya

TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Kepolisian berhasil membongkar kasus kematian bocah berusia 13 tahun bernama I Kadek Sepi di Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali.

Kadek Sepi diketahui dianiaya ayah kandungnya hingga meninggal dunia.

Setelah korban meninggal dunia, sang ayah lantas mengarang cerita bohong bila anaknya tersebut meninggal karena terjatuh.

Peristiwa bermula saat bocak kelas enam SD tersebut bermain layangan bersama adiknya di Bukit Sebau yang lokasinya tak jauh dari rumahnya, Selasa (21/9/2021) siang.

Kemudian sekira pukul 14.00 WITA, ia pulang ke rumahnya.

Namun, pada pukul 18.00 Wita, korban dikabarkan meninggal dunia.

Kabar meninggalanya Kadek pun tersiar. Orangtua menyebut korban meninggal dunia karena terjatuh.

Upacara penguburan pun digelar, Kamis 23 September 2021.

Saat akan dimandikan, keluarga Kadek yakni I Made Suardana dan I Komang Eka Putra melihat sejumlah luka lebam di tubuh Kadek.

Luka tersebut ada di bagian leher dan terlihat seperti patah.

Baca juga: Penyebab Kematian Bocah Berumur 14 Tahun di Karangasem Terungkap, Ada Keterlibatan Ayah Korban

Atas hal itu, kasus ini dilaporkan ke Polsek Abang.

Adanya laporan tersebut, polisi pun turun tangan dan membongkar kuburan kadek untuk dilakukan autopsi

Setelah dilakukan autopsi terungkap bila korban meninggal dunia akibat tindak kekerasan.

Polisi pun bergerak cepat dengan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.

Setelah dilakukan autopsi dan pemeriksaan saksi-saksi, akhirnya terungkap bila korban meninggal dunia akibat dianiaya ayah kandungnya I Nengah Kicen (32).

Kapolres Karangasem, AKBP Ricko Abdillah Andang Taruna, mengungkapkan, Kadek Sepi meninggal murni dikarenakan mengalami kekerasan.

Baca juga: Sudah Hampir 3 Pekan, Penyebab Kematian Pelajar SD di Karangasem Masih Teka-teki

Luka lebam ditemukan di beberapa titik ditubuhnya.

Luka-luka tersebut dikabarkan akibat pukulan benda tumpul.

Hal tersebut sesuai dengan hasil pemeriksaan Tim Forensik.

"Penyebab kematian karena kekerasaan (pukulan) benda tumpul pada leher, mengakibatkan terlepasnya sendi tulang leher dan menimbulkan robekan pembuluh nadi yang berada sekitar saluran penonjolan tulang belakang," kata Ricko saat press release, Rabu 13 Oktober 2021 siang.

Bermula dari kekesalan pelaku

Kekerasan berujung pada hilangnya nyawa Kadek Sepi bermula dari rasa kesal Kicen terhadap sang anak.

Pelaku disebut jengkel karena anaknya pagi bermain layangan bersama adeknya dan tidak mau membantu pekerjaan ayahnya untuk menyabit rumput untuk pakan ternak.

"Selasa (21/9/2021) sekitar pukul 07.30 wita, korban bersama 2 adeknya main layangan. Sedangkan orang tuanya cari rumput. Nengah Kicen kerjaanya mencari rumput," kata Ricko.

Setelah cari rumput, Kicen sempat istirahat beberapa menit serta melihat sang anak sedang mainan air di rumah.

Saat itu, Nengan Kicen sempat menegur dan bertanya kepada korban.

Baca juga: KIsah Tiga Bocah Yatim Piatu di Karangasem Bali, Hanya Mengandalkan Pemberian Orang Lain

Mendengar teguran ayahnya, korban hanya menjawab dia sudah selesai bermain karena teriknya matahari.

Dari sinilah kekerasan dengan benda tumpul terjadi hingga merenggut nyawa bocah SD tersebut.

Menurut keterangan beberapa saksi, kata Ricko, pemukulan dengan benda tumpul terjadi saat ibu dan adeknya sedang membuat canang di emperan rumah.

Mengerang Kesakitan

Kadek Sepi sudah mengerang kesakitan dan menangis terisak.

Kicen belum puas. Ia mengambil bambu dan memukul anaknya di bagian kepala dan leher hingga terjatuh ke lantai dengan kondisi kejang-kejang.

Setelah itu, Kicen mengangkat anaknya dan dibawa ke kamar.

Kicen mengambil baju untuk membekap mulut dan hidung anaknya.

"Karena menangis keras akibat kesakitan, tersangka membekap mulut dan hidung korban dengan kain beberapa menit. Setelah itu bekapannya dibuka, dan suara mengecil seperti bengek," kata Ricko.

Kicen kemudian meninggalkan anaknya di kamar.

Beberapa menit setelah kejadian, sekitar pukul 18.00 Wita, Sepi dinyatakan meninggal.

Luka lebam korban ditemukan dua hari setelah meninggal, saat jenazah dimandikan.

Baca juga: Hari Ini Bali Dibuka Untuk Wisman, Tapi Belum Ada Pesawat Asing yang Mendarat ke Bandara Ngurah Rai

Atas hal tersebut kini ayah korban menjadi tersangka dalam kasus tersebut.

Pelaku kini ditahan di Mapolres Karangasem.

Untuk beberapa barang bukti sudah diamankan petugas.

Seperti baju kaos lengan panjang, baju kaos lengan pendek, celana pendek jeans, tongkat bambu dengan panjang 148 centimeter, mainan pedang-pedangan terbuat dari kayu, mainan robot-robotan, mobil-mobilan, dan gantungan kunci.

Atas perbuatannya itu, tersangka dikenakan pasal 80 ayat (4) jo pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014, tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun.

Karena dilakukan orang tuanya ancaman pidana ditambah 1/3 dari 15 tahun, menjadi 20 tahun. Subsider Pasal 44 ayat (3) UU RI No 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT). (Tribunbali.com/ Saiful Rohim)

Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Misteri Kematian Siswa Kelas 6 di Karangasem Terungkap, Korban Meninggal Akibat Pukulan Benda Tumpul

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini