TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staff Komando Nasional (Konas) Resimen Mahasiswa (Menwa), M Arwani Denny angkat bicara soal kasus meninggalnya mahasiswa UNS.
Diketahui sebelumnya, mahasiswa UNS berinisial GE meninggal dunia saat mengikuti Diksar Menwa.
Menurut keterangan polisi, GE diduga meninggal karena mengalami kekerasan di bagian kepala.
Adanya dugaan kekerasan tersebut membuat sejumlah pihak kini mendesak agar Menwa dibubarkan.
Menanggapi hal tersebut, Arwani menilai desakan pembubaran Menwa ini bisa memiliki arti luas.
Baca juga: Barang Bukti Baru Kasus Mahasiswa UNS Tewas saat Diksar Menwa, Polisi: Sudah Dilakukan Penyitaan
Arwani juga menyebut aspirasi tersebut merupakan aspirasi biasa, ia menganggap Menwa masih bisa bekerja sesuai frame.
"Aspirasi biasa itu, saya kira kami masih bekerja sesui frame. Bakal Ketemu titik terang (setelah penyidikan)," kata Arwani dilansir Tribun Solo, Jumat (29/10/2021).
Lebih lanjut, Arwani menuturkan semua organisasi yang ada di Indonesia mempunyai tujuan yang baik, sama halnya dengan Menwa.
Namun terkadang dalam perjalanannya terdapat musibah yang terjadi.
"Kita sebenarnya sama-sama ingin membangun bangsa. Tapi dalam satu kegiatan ada kejadian tidak bisa kita tolak ini adalah musibah, untuk itu hari ini kita pertanggungjawabkan apa yang terjadi," terangnya.
Baca juga: Kasus Mahasiswa UNS Meninggal setelah Diksar Menwa: Barang Bukti Baru Ditemukan, Belum Ada Tersangka
Lakukan Koordinasi dengan Polresta Solo
Arwani menyampaikan, kedatangannya ke Solo adalah untuk melakukan audiensi dengan Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.
Hal ini dilakukannya untuk berkoordinasi dan menyelidiki penyebab meninggalnya GE.
Selain itu, Arwani juga ingin mengumpulkan bahan keterangan terkait kasus yang menimpa GE ini.