"Saya hendak berpamitan, ketika saya ingin menyalim (bersaliman) untuk berpamitan. Namun, beliau langsung menggenggam bahu saya, mendekatkan badannya ke saya."
"Lalu beliau menggenggam kepala saya dengan kedua tangannya. Setelah itu ia mencium pipi sebelah kiri saya dan mencium kening saya."
"Saya sangat merasa ketakutan dan saya langsung menundukkan kepala saya."
"Namun, Bapak SH segera mendongakkan kepala saya dan ia berkata, 'Mana bibir-mana bibir'," urai korban.
"Saya merasa dilecehkan, saya mengalami trauma berat," imbuhnya.
Sayang, saat korban mencoba melapor, ia justru mendapat tekanan dari pihak FISIP Unri.
Selain itu, SH yang menghubungi keluarga korban lewat perantara, tak mengakui perbuatannya.
Baca juga: Korban Pelecehan di Bandungan Minta Tersangka dan Saksi Lakukan Sumpah Ini
Baca juga: UPDATE Kasus Pelecehan di KPI, Kuasa Hukum: Penyidik Masih Tunggu Hasil Tes Psikis MS di RS Polri
Ia beralasan sikapnya mencium korban seperti ayah pada anaknya.
Tak mendapat reaksi seperti yang diharapkan, korban pun melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dialaminya pada Mapolresta Pekanbaru, Jumat (5/11/2021).
Mengutip TribunPekanbaru, korban datang didampingi sejumlah teman dan beberapa anggota keluarganya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunPekanbaru/Pitos Punjadi/Rizky Armanda)