TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Puluhan mobil baru dibeli warga yang terdampak proyek Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Mobil yang dibeli warga tersebut seharga ratusan juta rupiah.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com di GOR Kalimosodo, Desa Sendan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, para sales mobil terlihat menunggu warga yang melakukan musyawarah proyek tol tersebut.
Sales mobil itu membawa pamflet promosi yang berisi gambar mobil-mobil dengan spesifikasi serta harga.
Pamflet itu kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat Desa Senden yang mengikuti musyawarah jalan tol Solo-Jogja.
Baca juga: Masih Ada Insentif PPnBM 100 Persen Nih, Saatnya Manfaatkan Momentum GIIAS Buat Beli Mobil Baru
Anton Setyo Nugroho, Grup Leader Toyota Nasmoco Klaten mengatakan sudah ada sekitar 20 mobil yang terjual.
"Selama pencairan ganti rugi proyek tol Solo-Jogja, dari 4 kecamatan yang kami datangi, ada sekitar 20 unit yang sudah dipesan," kata Anton kepada TribunSolo.com, Rabu (17/11/2021).
Anton mengatakan dari puluhan mobil yang dipesan warga membeli dengan harga di atas Rp 300 Juta.
Dia menyebutkan, masyarakat yang memesan 80 persen membayar lunas dan sisanya membayar kredit.
Baca juga: Pembebasan Tanah Terdampak Tol Jalan Terus Meski Sejumlah Warga 2 Desa di Klaten Gugat UGR di PN
"Mobil yang dipesan minimal Rush, Innova dan lain sebagainya," ujar Anton.
Dia mengatakan alasan pihaknya menawarkan ke warga yang terdampak proyek Tol Solo-Jogja tersebut atas dasar peristiwa di Kabupaten Tuban beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, warga satu kampung yang terdampak suatu proyek di Tuban membeli mobil.
"Kami selalu mengikuti momen yang ada, " pungkasnya.
Tidak tergoda
Seorang petani asal Klaten Paiman (67) tidak serakah terhadap harta.
Pria yang baru mendapat uang ganti rugi tol ini ingin membaginya untuk anaknya.
Baca juga: Polisi Buru Oknum Suporter yang Rusak 76 Pot Bunga di Jalan Raya Solo-Jogya
Senyumnya begitu ramah kepada siapapun saat menerima ganti rugi karena tanahnya di Dukuh Sidorejo, Desa Beku, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten tergilas tol.
Ya, petani itu menerima uang paling banyak hingga Rp 4 miliar.
Meski saat itu banyak seles mobil biasa hingga mewah, dia sama sekali tak tertarik membelanjakan uangnya demi kendaraan.
Rencana uang miliaran akan dibagikan ke anak-anaknya itu.
Mengingat ada 3 bidang yang tergilas mulai rumah beserta perkaranganya dan dua patok sawah milik keluarganya
"Rumah dan 2 patok sawah saya terdampak proyek Tol Solo-Jogja, hari saya menerima ganti rugi tersebut," ucap Paiman kepada TribunSolo.com, Kamis (16/9/2021).
Lanjut, Paiman mengatakan dirinya mengatakan menerima ganti rugi tersebut dengan total Rp 4 miliar.
Dia mengatakan meski mendapatkan ganti rugi tersebut, dirinya masih harus membagi itu untuk 12 ahli warisnya.
"Saat ini saya hanya memiliki seperempat patok dari dua patok," kata dia.
Baca juga: Berpura-Pura Jadi Pengunjung Kafe, Pencuri Laptop Beraksi di Depok
Kemudian ia menerangkan uang ganti rugi tersebut akan dimanfaatkan untuk membeli tanah beserta bangunan rumah.
Selain itu, aku dia, dia sudah mendapatkan dua rumah pengganti untuk kedua anaknya.
"Satu rumah berada di Dukuh Kolekan, Desa Beku, dan satu rumah lahi di Dukuh Beku, Desa Beku, saya beli rumah itu sekitar seharga Rp 500 juta dan Rp 600 juta," uja dia.
Dia masih menempati rumahnya yang sudah dibeli pemerintah untuk tol, karena belum diminta pindah.
"Saya belum mulai memindahkan barang-barang saya dari rumah saya, sebenarnya dimulai kapan," jelas dia.
Bangun musala
Sadino Nur Rohmad (42), warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten menggunakan uang ganti rugi proyek tol Solo-Jogja untuk membangun musala.
Musala yang dia bangun itu berada di depan rumah yang baru di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten.
"Saya melihat para petani di sekitar sini melaksanakan salat di dekat pohon pinggir jalan. Jadi kami berinisiatif membangun musala di depan rumah kami," kata Sadino kepada TribunSolo.com, Kamis (23/9/2021).
Nampak, musala itu tengah dibangun oleh sejumlah orang.
Ia menuturkan, pekarangan dan rumahnya di Kranggan terdampak pembangunan tol Solo-Jogja.
"Saya menerima ganti rugi sekitar Rp 1 miliar," ujarnya.
Uang tersebut ia gunakan untuk membeli rumah, dan berencana untuk naik haji bersama keluarganya.
Namun karena masih pandemi covid-19, dan masa tunggu haji yang lama, ia dan keluarganya memutuskan untuk membangun musala.
Baca juga: 18 Tahun Tempati Lahan, Warga Kebon Kosong Kemayoran Berharap Ada Pengganti Uang Jika Digusur
" Awalnya uang itu akan digunakan untuk naik haji, namun karena keluarga sudah ada sepakat, jika UGRnya bagus, kami berencana akan bangun musala," ujar Sadino.
Lanjut, Sadino mengatakan ukuran musala tersebut, Sekitar 5,5 x 6 meter persegi.
Kemudian saat disinggung terkait dana yang dianggarkan untuk pembangunan musala ini, ia enggan menjawab.
"Yang terpenting musala sudah jadi dulu, terkait berapa uang yang digunakan untuk bangun Musala ini tidak saya pikir," pungkasnya. (Tribun Solo/Tribun Jateng)