Sedangkan dia tidak terlibat dalam event tersebut.
"Keluarga yang marah. Kalau saya belum begitu paham HP internet, terutama anak (marah). Dia kan sekolah tinggi, dialah yang memberi tahu, kenapa bisa fotonya diekspose," ujarnya.
Melapor ke polisi bukan karena khawatir tidak dipakai lagi sebagai pawang, Tapi Awaq tidak terima dirinya difintah.
ā€¯Masalah tidak dipakai saya tidak butuh itu. Bukan itu pekerjaan kita (saya) sehari-hari. Kalau dibutuhkan (jadi pawang) ya ke sana, kalau tidak dibutuhkan tidak apa-apa," ujarnya.
Damai Santoso sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, terkadang dia menjadi tukang bangunan, hingga broker.
Dia menyebut ada tiga akun media sosial yang dilaporkan dalam kasus tersebut.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah Iptu Redho Rizki Pratama menjelaskan, kepolisian baru sebatas meminta keterangan pelapor.
Dari keterangan itu, kepolisian bisa melacak siapa sebenarnya pemilik akun yang dilaporkan pawang hujan.
"Dari pemeriksaan pelapor kita akan tahu siapa sih yang dilaporkan, soalnya kita ini belum tahu siapa yang dilaporkannya," katanya.
"Kita cari tahu kebenarannya dulu," katanya.
Awal Mula Kasus
Kasus ini bermula saat Damai Santoso alias Amaq Daud (49) melihat sejumlah akun media sosial yang memuat foto dirinya disertai keterangan yang menuliskan bahwa Damai tidak mampu mengendalikan hujan saat World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika, beberapa hari lalu.
Padahal, Damai mengaku tidak pernah diminta panitia menjadi pawang hujan dalam kegiatan tersebut.
Tak terima dengan tudingan itu, Damai kemudian melaporkan kasus itu ke polisi.
Baca juga: Hanya di Indonesia, Sirkuit Mandalika Punya Beragam Cerita Gelar WSBK 2021