Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati menyampaikan satu orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru.
Warga yang meninggal dunia diketahui berasal dari Curah Kobokan. Jenazahnya telah berhasil dievakuasi.
Ia melanjutkan, di Desa Sumberwuluh, Kampung Renteng tempat area penambangan pasir, diperkirakan dua orang hilang.
“Belum bisa ditemukan," ujar Indah dalam jumpa pers yang digelar BNPB, Sabtu (4/12/2021).
Baca juga: Korban Luka Bakar Akibat Awan Panas Gunung Semeru, Total 35 Orang, Kondisinya Diungkap BPBD Lumajang
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Kemenhub dan Airnav Pastikan Bandara hingga Penerbangan Beroperasi Normal
Sementara itu, delapan orang terjebak di kantor pemilik tambang. Evakuasi terhambat karena material vulkanik yang masih panas.
"Terakhir 1 jam yang lalu masih ada 10 orang yang belum bisa dievakuasi karena lokasi sulit,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan warga mengungsi tercatat sebanyak 300 KK. Mereka berasal dari Desa Curah Kobokan, Desa Supiturang.
Indah telah berada di Puskesmas Penanggal untuk memantau warga yang menjadi korban erupsi.
Korban luka yang terdata sementara berjumlah 41 orang yang telah dievakuasi ke Puskesmas Penanggal.
Sebagian besar warga yang mengalami luka-luka dirujuk ke beberapa rumah sakit, seperti RSU Haryoto, RS Bhayangkara dan RS Pasirian.
Terkait dengan dampak di sektor pemukiman, pantauan Indah bahwa hampir semua rumah hancur di Curah Kobokan.
Baca juga: Akses Jalan Tertutup Akibat Erupsi Gunung Semeru, Tim Penyelamat Terhambat Evakuasi Korban
Warga terdampak erupsi mengungsi sementara waktu di Balai Desa Penanggal.
Selain korban dan kerusakan di sektor pemukiman, ada jembatan putus, yaitu Gladak Perak. Kondisi ini mengakibatkan warga yang ada di Pronojiwo tidak bisa mengarah ke Wilayah Lumajang.
“Beberapa teman harus putar melewati Malang. BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Malang mohon membantu untuk membuka pos tempat pengungsian dan dapur umum untuk melayani warga di Pronojiwo,” ujar Wakil Bupati Lumajang.
Selain itu, banyak pohon yang tumbang jalan nasional menuju ke arah Malang terhambat.
Kepala BNPB Suharyanto menginformasikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Panglima TNI untuk meminta dukungan personel dan peralatan.
Ia juga berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memastikan penanganan masyarakat yang terdampak erupsi.
“Kami meminta masyarakat untuk tetap tenang, waspada dan terus mengikuti informasi resmi dari pemerintah, PVMBG, BNPB, BPBD maupun pemerintah daerah dan tidak terpicu isu yang tidak benar,” tambahnya.
Penanganan pascaerupsi
Penanganan darurat pascaerupsi Gunung Semeru masih terus dilakukan berbagai pihak. Salah satunya evakuasi dan pelayanan masyarakat di pengungsian.
Malam ini BNPB mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memberikan pendampingan dalam penanganan darurat.
BNPB juga mengirimkan bantuan logistik yang dikirimkan pada hari ini juga, bersamaan dengan TRC dan perwakilan kementerian dan lembaga.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam konferensi pers, pada Sabtu (4/12/2021).
“Malam ini kami mengirimkan TRC untuk mendampingi pemerintah daerah. Tim akan berangkat lewat darat dan membawa logistik bantuan, seperti selimut, makan siap saji, terpal, tenda darurat, matras dan logistik dasar lainnya,” kata Suharyanto.
Kepala BNPB akan menuju ke Kabupaten Lumajang untuk memastikan penanganan darurat bencana secara cepat dan tepat, khususnya evakuasi dan penanganan korban luka-luka.
Di samping itu, Suharyanto juga ingin membantu dan memastikan kebutuhan dasar diberikan kepada warga yang terdampak.
BPBD setempat masih terus melakukan pendataan terhadap warga yang mengungsi.
Data sementara pada hari ini (4/12/2021), pukul 18.49 WIB, titik warga yang mengungsi berada di Balai Desa Penanggal, rumah-rumah warga sekitar yang aman, Masjid Jarit dan Balai desa Sumberwuluh.