Jarak Pandang Terbatas karena Awan Panas, Sebabkan Korban Berjatuhan
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, erupsi lahar panas Gunung Semeru yang berdampak terhadap warga yang tinggal di sekitar Desa Sumber Wuluh, Sabtu (4/12/2021) lalu, membuat panik warga.
Warga dikabarkan panik lantaran jarak penglihatannya terbatas akibat tertutup awan panas dan abu hasil erupsi.
Situasi seperti ini yang pada akhirnya membuat banyak korban berjatuhan, karena tak bisa menyelamatkan diri.
Hal tersebut diungkap oleh salah seorang pengungsi asal Dusun Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Baca juga: Bamsoet Donasikan Enam Bulan Gaji Ketua MPR RI Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru
Pengungsi yang diketahui bernama Lasimin ini menceritakan situasi saat terjadinya erupsi Gunung Semeru.
Sebagaimana diketahui, lokasi tempat tinggal Lasimin merupakan salah satu wilayah yang terdampak parah akibat erupsi gunung berapi ini.
Lasimin menyebut, kabut dari awan panas hasil erupsi sempat membuat jarak penglihatan warga berkurang.
Banyaknya korban jiwa bermula karena mereka tidak bisa melihat lokasi sekitar.
Baca juga: Temui Pengungsi Erupsi Gunung Semeru, Jokowi Janji akan Relokasi 2 Ribu Rumah Warga yang Terdampak
"Kabut datang, itu tidak kelihatan (membuat jarak penglihatan berkurang)."
"Orang-orang itu tidak bisa melihat dengan jelas, sehingga para korban berjatuhan karena orang tidak bisa melihat sekitar."
"Itu langsung lahar panas (yang turun ke pemukiman warga), bukan lahar dingin itu, tapi lava panas," jelas Lasimin.
Sehingga, warga yang panik lantas berhamburan ke luar rumah dan berlarian menyelamatkan diri.
Baca juga: Kementerian PUPR Bangun Jembatan Gantung Percepat Konektivitas Penanganan Dampak Erupsi Semeru
Dengan konsidi terbatasnya jarak pandang, Lasimin pun berlari mengungsikan diri ke rumah sanak saudaranya.