News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guru Rudapaksa Santri

Kondisi Terkini Guru Rudapaksa 12 Santri di Rutan, Herry Wirawan Disebut Telah Mengakui Perbuatannya

Penulis: Nuryanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Herry Wirawan, guru pesantren yang rudapaksa santriwatinya. Karutan 1 Bandung, Riko Stiven, mengabarkan kondisi pelaku rudapaksa 12 santriwati, Herry Wirawan.

TRIBUNNEWS.COM - Karutan 1 Bandung, Riko Stiven, mengabarkan kondisi pelaku rudapaksa 12 santriwati, Herry Wirawan.

Sebelumnya, sempat beredar foto Herry Wirawan yang babak belur.

Mengenai kabar tersebut, Riko membantah dan menyebut kondisi guru pesantren ini sehat.

"Alhamdulillah kondisinya sehat, dan kami baru saja ngobrol dengan yang bersangkutan," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (13/12/2021).

Baca juga: Soal Guru Pesantren Rudapaksa 12 Santri, Waketum MUI Anwar Abbas: Terkutuk dan Biadab

Baca juga: KPAI: Kasus Guru Rudapaksa Santriwati di Bandung Adalah Kejahatan Kemanusiaan

Sembari menunjukkan foto di ponselnya, Riko kembali menegaskan, kondisi Herry di dalam rutan baik.

Ia pun membantah soal kabar yang menyebut terdakwa lebam-lebam pada bagian wajahnya.

Dirinya juga memastikan jika Herry Wirawan bisa bergaul dengan tahanan yang lain.

"Saya ajak ngobrol barusan, dan beliau dalam keadaan sehat, dan tidak ada cacat apapun," ungkapnya.

"Baru saja saya dengar informasinya ada yang lebam-lebam, ada foto yang viral."

"Tapi saya pastikan, saya selaku Kepala Rutan 1 Bandung, beliau dalam kondisi sehat dan bisa bergaul dengan tahanan lainnya," jelas dia.

Baca juga: Deretan Kasus Pelecehan Seksual Sebulan Ini: Guru Rudapaksa Santri, 2 Dosen Unsri Lecehkan Mahasiswi

Baca juga: Pengeroyokan Guru Honorer hingga Babak Belur di NTT Tuai Kecaman

Herry Wirawan, guru pesantren di Cibiru, Bandung, Jawa Barat, yang merudapaksa 12 santrinya. (Istimewa via Tribun Jabar)

Selanjutnya, Riko mengatakan, tidak ada perlakuan khusus kepada Herry Wirawan.

Dengan demikian, ia memastikan keadaan Herry disamakan dengan napi yang lain.

"Saya ngobrol dengan yang bersangkutan apa ada intervensi, jawabannya tidak," ucap dia.

Ketika berbincang, Riko mengungkapkan, Herry Wirawan telah mengakui perbuatan merudapaksa para santriwati.

"Pengakuannya mengakui ya seperti yang ada di BAP," imbuhnya.

Baca juga: Herry Wirawan Punya Basecamp untuk Tampung Santri Korban Rudapaksa yang Sudah Melahirkan

Baca juga: Ramai Desakan Herry Wirawan Dihukum Kebiri, Apakah Akan Efektif? Ini Tanggapan KPAI

Seperti diketahui, Herry Wirawan masuk rutan sejak 28 September 2021.

Herry menjalani isolasi mandiri selama 14 hari, lalu disatukan dengan tahanan lain sejak 12 Oktober 2021.

Terdakwa telah menjalani enam kali sidang dan semua proses sidang dilakukan secara virtual di dalam Rutan 1 Bandung.

Sidang lanjutan akan digelar pada 21 Desember 2021 mendatang.

Baca juga: Herry Wirawan Punya Ruangan Khusus untuk Bayi dan Diubah Statusnya Jadi Anak Yatim

Baca juga: Kata Pakar soal Nasib Anak yang Dilahirkan Santriwati Korban Rudapaksa Herry Wirawan

Penyebab Para Korban Bisa Masuk Pesantren Herry

Herry Wirawan diketahui merudapaksa 21 santriwati dalam lima tahun terakhir.

Rata-rata korbannya merupakan warga Garut dan tersebar di dua Kecamatan yakni Cibiuk dan Cibalong Garut Selatan.

Kini, terungkap bagaimana para korban tersebut bisa bersekolah di sana.

Korban yang berasal dari Garut Selatan ternyata mengetahui ada sekolah yang memberikan pendidikan gratis dari keluarga istri pelaku yang berada di Cibalong.

"Si Herry ini, istrinya punya sepupu di Cibalong dari sepupunya itulah korban tahu ada sekolah itu, jadi pada daftar," ujar kakak korban, AN (34) saat dihubungi Tribunjabar.id, Senin.

Baca juga: Sederet Desakan Berbagai Pihak Minta Herry Wirawan Dihukum Kebiri Imbas Rudapaksa 12 Santri

Baca juga: Fakta Baru Aksi Herry Wirawan, Santriwati yang Hamil Ditempatkan Ruang Khusus dan Korban Didoktrin

Dari sepupunya tersebut korban saling ajak satu sama lain kepada korban lainnya.

Korban yang berasal dari Cibalong masih bertetangga karena saling memberitahu saat hendak masuk ke pesantren tersebut.

Keluarga korban pun tergiur, lantaran pesantren tersebut menawarkan pendidikan gratis.

Keluarga hanya cukup memberikan uang jajan bulanan secara langsung kepada anaknya.

(Tribunnews.com/Nuryanti, TribunJabar.id/Sidqi Al Ghifari)

Berita lain terkait Guru Rudapaksa Santri

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini