TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA - Otori Efendi bin Abu Usman (32), tersangka kasus pembunuhan 5 warga Desa Bunglai, Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Propinsi Sunatera Selatan (Sumsel) dinyatakan tidak mengalami gangguan kejiwaan.
Sebelumnya tersangka sempat disebut sebagai ODGJ.
"Kemarin sudah kita terima hasil observasi dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Ernaldi Bahar Palembang yang menyatakan Otori Efendi tidak mengalami gangguan kejiwaan," kata Kapolres OKU AKBP Danu Agus Purnomo SIk, Kamis (30/12/2021).
Otori Efendi adalah tersangka kasus pembunuhan terhadap 5 warga Bunglai.
Lima warga Bunglai yang menjadi korbannya yakni, Sari Oktarina binti Saripudin (45), Hendri Jaya Bin Saripudin (33), Erni Julita binti Syarifudin (35), Endang Susanto bin Muzakir (40), Ekrom Bin Makmur (48).
Menurut Kapolres OKU AKBP Danu Agus Purnomo, saat ini tersangka Otori sudah diamankan di Mapolres OKU setelah menjalani observasi di RSJ Ernalbi Bahar Palembang.
Setelah mendapat kepastian tentang status kejiwaan tersangka, selanjutnya polisi segera melakukan percepatan proses hukum tersangka.
Barang bukti yang yang sudah diamankan berupa sarung senjata tajam 1 helai, baju kaos lengan pendek 1 helai, celana jeans 1 helai, sepeda motor 1 unit, dan batang kayu 1 potong.
Hingga kini polisi masih mencari penyebab atau motif di balik pembunuhan sadis di luar batas kewajaran itu.
Tersangka pelaku dikenankan Pasal 340 KHUP pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau hukaman seumur hidup dan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Baca juga: KRONOLOGI Pemuda ODGJ di OKU Habisi 5 Orang, Pelaku Tiba-tiba Mengamuk saat Makan Siomay
Sementara itu, berdasarkan catatan Sriwijaya Post, kasus pembunuhan dengan korban satu keluarga dan 1 orang masih famili jauh ini cukup menonjol dan menyita perhatian publik.
Masyarakat OKU sebagian besar mengutuk pembunuhan sadis yang dilakukan bujangan berusia 25 tahun terhadap 5 korban.
Banyak yang mengharapkan agar tersangka tetap dihukum setimpal dengan tingkat kesalahannya.
"Sadis banget perbuatannya, harus dihukum mati," kata salah seorang warga Pasar Baru yang mengaku khawatir pasca peristiwa tragedi berdarah di Desa Bunglai. (eni)
Kronologis
Akhir November lalu, Otori Effendi (25) ditangkap polisi karena menghabisi nyawa lima orang di kampungnya.
Peristiwa terjadi di kampung I, Desa Sungai Bunglai, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Jumat (26/11/2021).
Otori menghabisi nyawa 5 orang, yaitu Sari (45), Ikrom (48), Endang (40), Hendri Jaya (33), dan Erni (35).
Peristiwa ini bermula saat pelaku ke luar dari rumah menggunakan sepeda motor untuk makan siomay di sebuah warung pukul 16.30 WIB.
Dia kemudian bertemu korban pertama bernama Hendri.
Tanpa sebab, Otori langsung menusuk Hendri dengan menggunakan sebilah pisau sampai korban tersungkur.
Kemudian terjadi keributan sehingga korban kedua bernama Ikhrom yang sedang melintas di lokasi berhenti bermaksud hendak melihat.
Namun, pelaku malah menusuk Ikhrom. Usai menusuk kedua korban, Otori masuk ke belakang rumah warga menuju ke arah sumur.
Di sana, dia bertemu korban ketiga yakni Erni yang sedang mengambil air.
Erni pun langsung roboh usai ditikam pelaku.
Endang, suami dari Erni yang melihat istrinya menjerit kesakitan, langsung keluar rumah bermaksud hendak menolong.
Namun, Endang pun ternyata ikut ditusuk oleh pelaku.
Baca juga: Pergi Naik Motor Beli Siomay, Sueb Tiba-tiba Habisi Nyawa 5 Orang, Satu Kampung Kini Trauma
Adapun korban kelima bernama Sari yang mendengar keributan langsung keluar rumah. Dia juga ikut diserang oleh pelaku hingga tewas.
Setelah mengeksekusi kelima korban, pelaku langsung pulang ke rumah.
Warga desa kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi hingga pelaku akhirnya ditangkap di rumahnya.
"Pelaku sudah satu tahun lebih tidak keluar rumah, tetapi hari itu ia tiba-tiba keluar dengan membawa sepeda motor. Para korban sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan," ujar Kepala Seksi Humas Polres OKU AKP Mardi Nursal, kepada wartawan, Sabtu (27/11/2021).
Keluarga korban trauma
Sari binti Sarifuin (45) dimakamkan tanpa kahadiran sang Suami, Aman yang belum tiba dari Bandung dan putranya anggota TNI yang sedang bertugas di Papua juga tidak bisa hadir.
Menurut sumber, Aman (suami Sari) yang bekerja di Bandung belum berhasil dihubungi Hp nya tidak aktif, setelah ditunggu sampai sore.
Akhirnya keluarga besar sepakat memutuskan pada pukul 16.00 WIB.
Jenazah Sari dimakamkan dengan pertimbangan kondisi jenazah yang tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Sedangkan putranya yang dinas di Papua juga tidak bisa hadir, jenazah Sari binti Sarifudin dimakamkan paling akhir.
Ujian paling berat menimpa keluarga besar Sarifuin, 3 saudara kandung dan 1 saudara ipar kehilangan nyawa secara tragis akibat dibunuh oleh Otori Effendi alias Sueb (25).
Jenazah satu per satu tiba di rumah duka membuat Hj Umami (80) terpukul dan tak kuat menanggungnya.
Akhirnya Hj Umami binti Abdul Malik Husin drop dan akhirnya meninggal, Sabtu (27/11/2021) pukul 08.00 WIB.
Hj Umami memang sudah lama sakit-sakitan dan selama ini dirawat oleh Sari bersaudara, agar lebih fokus merawat ibunya Sari juga tinggal di rumah sang bunda.
Dengan kepergian Hj Umami menyusul anak kandung dan menantunya masing-masing.
Sari binti Sarifuin (45), Erni binti Sarifudin (35), Hendri Jaya bin Sarifudin ( 33) dan Endang bin Munzakir (suami Ermi).
Maka total jenazah yang disemayamkan dalam satu rumah menjadi 5 orang.
Satu keluarga ini dimakamkan di tempat pemakaman keluaraga di Dusun I Desa Bunglai Kecamatan KPR (Kedaton Peninjauan Raya).
Baca juga: CIRI-CIRI Terduga Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Usia 30 Tahun hingga Kulit Putih Bersih
Menurut H Barorozi (paman korban), pemakaman dilakukan secara bergantian, pagi harinya dilakukan pemakaman jenazah Endang dan istrinya Erni.
Sedangkan jenazah Hendri dan ibundanya Hj Umami Binti Abdul Malik Husin dimakamkan ba’da dzuhur.
Dikatakan H Barorozi, sebenarnya anak-anak Sarufudin sudah memiliki rumah masing-masing yang letaknya berderetan dengan rumah milik orang tuanya.
Namun karena yang meninggal satu keluarga sehingga disepakati disemayamkan dalam satu rumah dan diberangkatkan ke makam dari rumah yang sama.
Menurut penuturan H Barorozi, peristiwa terbunuhnya empat anggota keluarganya ini memang sangat mengejutkan sehingga sang ibunda Hj Umami yang memang sudah lama sakit-sakitan tidak kuat menanggung ujian berat ini, akhirnya Hj Umami juga kembali keharibaan Ilahi.
Kepergian orang-orang tercinta secara mendadak itu menurut H Barorozi menjadi hari kelam dan menyisakan duka mendalam. Berbagai reaksi yang timbul dari keluarga besar.
"Aku ini terus berusaha menenangkan keluarga, semua sudah takdir dan jangan ada korban lagi, cukuplah sampai disini," kata Bahrorizi dengan nada pilu.
Menurut warga setempat tragedi empat korban dalam satu keluarga dan satu korban atas nama Ikrom bin Makmur (48) tewas menggenaskan akibat dihabisi tersangka Sueb ini menyisakan trauma bagi kampung warga sekampung.
Baru pertama kali terjadi dalam sehari memakamkan 6 jenazah, jenazah Ikrom sudah dimakamkan terpisah, Ikrom dimakamkan di TPU (Taman Pemakaman Umum Desa Bunglai.
Rumah para korban memang berdekatan satu sama lain dalam satu deretan kecuali rumah Ikrom yang berseberangan jalan raya.
Untuk menghibur keluarga yang sedang berduka, semua warga berkumpul dan banyak di antaranya yang sengaja tidak melakukan aktivitas pergi ke kebun atau pekerjaan lainnya.
Dari hasil obrolan dengan sejumlah warga, mereka mengaku tidak ada yang tahu persis apa yang melatar belakangi tersangka membunuh satu keluarga.
"Tidak tahu kalau dikatakan gila, belum pernah ada surat keterangan dari rumah sakit, apa kecanduan narkoba," kata salah seorang warga yang enggan disebut jadi dirinya.
Namun menurut warga pelaku memang jarang keluar rumah, tapi saat kejadian tersangka memakai sepeda motor yang cukup bagus.
Diolah dari artikel yang telah tayang di Sripoku.com dengan judul Hasil Observasi RSJ Ernadi Bahar Tersangka Pembunuhan 5 Orang Warga Tidak Gila