TRIBUNNEWS.COM - Seorang tokoh agama berinisial SA di Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel) harus berurusan dengan polisi.
Ia ditangkap karena diduga telah melecehkan 11 perempuan.
Kini SA telah ditetapkan sebagai tersangka.
Penetapan tersangka itu dilakukan setelah adanya seorang korban perempuan berinisial BA (30) melapor ke Polres HSS.
Demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Humas Polres HSS, Iptu Purwadi.
"Hal itu dengan adanya laporan dari salah satu korban yang mengaku menjadi korban," katanya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: Datang Ambil Paket, Bocah SD di Tulang Bawang Malah Dirudapaksa Pemuda, Celana Dalam Diminta Pelaku
Baca juga: Akui Rudapaksa 13 Santriwati, Herry Wirawan Berbelit-belit saat Ditanya Motif: Minta Maaf dan Khilaf
Diketahui, oleh masyarakat setempat, SA dikenal sebagai tokoh agama.
Dari hasil penyelidikan, tercatat 11 perempuan telah menjadi korban kebejatan SA.
Salah satu korbannya bahkan masih di bawah umur.
"Bukan itu saja, menurut informasi yang dihimpun, telah tercatat 11 wanita menjadi korban bahkan salah satunya adalah anak di bawah umur," ungkapnya.
Modus Ritual Bamandi
Dilansir Kompas.com, Purwadi mengatakan, untuk melancarkan aksinya, tersangka meminta para korbannya untuk mengikuti ritual Bamandi atau mandi.
Hal tersebut terungkap dari pengakuan korban yang telah melayangkan laporan ke Polres HSS.
Baca juga: Gadis di Jember Dilecehkan Pria yang Baru Dikenalnya Seminggu di FB, Dicekoki Miras di Kebun Karet
Baca juga: Modus Janji Dinikahi jika Hamil, Pemuda di Lampung Rudapaksa Siswi SD, Korban Dipaksa Masuk Kamar
"Hal itu dengan adanya laporan dari salah satu korban berinisial BA (30), yang mengaku menjadi korban pelecehan saat mengikuti ritual Bamandi atau mandi," terangnya, Rabu (5/1/2022).
Menurut Purwadi, 10 korban lainnya belum melayangkan laporan ke Polres HSS diduga karen takut.
Sebab, tersangka merupakan tokoh agama yang cukup disegani.
"Untuk saat ini hanya satu orang yang berani melapor, sedangkan korban lainnya hingga saat ini terus dilakukan berbagai upaya untuk mau melaporkan apa yang dialaminya," ujarnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Andi Muhammad Haswar)