News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liputan Khusus

Ingin Lolos SNMPTN atau SBMPTN? Ini Trik dan Caranya seperti yang Dilakukan Jihan

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat upacara peringatan Hari Guru di SMAN 1 Semarang, Senin (25/11/2021).

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sebagian besar orangtua siswa ingin anaknya bisa masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes, alias melalui jalur Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN).

Apabila tidak lolos melalui SNMPTN masih ada kesempatan melalui tes yaitu Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) atau dulu dikenal istilah Sipenmaru alias UMPTN.

Agar siswa bisa berkemungkinan diterima PTN melalui jalur SNMPTN tanpa tes maka sekolah harus proaktif.

Apalagi tahapan SNMPTN 2022 sudah dimulai. Yaitu tahap Pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk SNMPTN 2022 sudah dibuka 8 Januari dan ditutup 8 Februari 2022.

Pengisian ini dilakukan agar para siswa eligible (yang berhak) bisa melanjutkan pendaftaran.

Pengisian PDSS merekam data nilai rapor siswa yang memenuhi syarat melamar SNMPTN 2022.

Kebenaran data yang diisikan di PDSS merupakan tanggung jawab kepala sekolah masing-masing.

Terkait hal ini Tribunjateng.com melakukan penelusuran ke kampus-kampus negeri di Jateng terutama di Semarang, Solo dan Purwokerto.

Baca juga: Kisah Pedagang Pakaian Bekas Impor: Untung Menurun, Diperas Oknum Tiap Hari

Konsultasi senior
Pendaftaran SNMPTN di perguruan tinggi tahun 2022 dibuka 14-28 Februari. Artinya, sebelum tanggal tersebut, pihak sekolah sudah harus memasukkan data PDSS.

Bukan hal yang mudah untuk bisa lolos dalam seleksi SNMPTN. Setidaknya, siswa tersebut harus memiliki peningkatan nilai rapor dari semester satu hingga lima (nilai meningkat).

Bahkan ada perguruan tinggi yang mensyaratkan calon mahasiswanya harus memiliki nilai rapor di atas 80.

Alumni SMAN 1 Semarang, sebut saja Jihan Kusumastuti diterima di Fakultas Hukum UGM melalui jalur SNMPTN tahun 2021.

Jihan mengatakan, nilai rapor terendah miliknya di angka 91. Selama proses pembelajaran di sekolah ia fokus mengikuti pelajaran dengan aktif bertanya kepada guru.

Termasuk mencoba menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru di kelas.

"Selama di SMA N 1 Semarang saya tidak pernah ikut les. Bahkan tidak pernah ikut lomba-lomba atau kompetisi siswa yang menambah poin saat masuk SNMPTN. Saya hanya fokus belajar, memperhatikan guru di kelas saat jam pelajaran, dan pintar-pintar bagi waktu untuk main," terangnya.

Jihan bahkan sempat berkonsultasi dengan wali kelas terkait keinginannya untuk bisa lolos masuk di perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN.

Wali kelasnya pun memberi sinyal baik dengan mengarahkan Jihan dan menyampaikan beberapa informasi terkait SNMPTN.

"Tak hanya memperhatikan pelajaran saja. Kalau bisa nilai dari tugas dan ulangan yang diberikan guru harus bagus. Jangan sampai pas dengan KKM maupun di bawahnya. Berusaha terus untuk bisa mendapatkan nilai terbaik," bebernya.

Tak hanya mencari informasi kepada wali kelasnya saja, Jihan juga mencoba menggali informasi SNMPTN kepada senior yang sudah diterima di UGM dan guru BK.

Sebab, Jihan sempat bimbang antara memilih masuk di Universitas Diponegoro atau di Universitas Gadjah Mada.

"Konsultasi dengan senior tujuannya untuk mencari peluang. Sebenarnya saya itu kalau di UGM bisa masuk di fakultas apa. Selain itu, kalau mau masuk Undip peluangnya lebih besar, karena sesuai dengan domisili saya di Semarang. Namun, saya ingin mencoba hidup mandiri jauh dari orangtua. Maka pilihan pertama jatuh kepada UGM," ucap Jihan.

Baca juga: Jawa Tengah Jadi Limbah Barang Bekas, Surga Bagi Penyelundup Pakaian Bekas Impor

Lihat Pesaing
Usaha yang dilakukan Jihan tidak hanya dengan menjaga nilai rapornya tetap bagus. Melainkan juga menjalankan ibadah dan doa yang tidak pernah putus. Seperti menjalankan salat sunnah dan puasa sunnah Senin-Kamis.

"Tidak hanya belajar atau fokus saat pelajaran di sekolah saja. Ikhtiar juga bisa dengan menjalankan sunnah-sunnah-Nya. Padahal di sekolah tidak ada tambahan materi atau jam khusus untuk siswa yang mau lolos di SNMPTN. Pintar-pintarnya siswa aja memanfaatkan jam pelajaran," tegasnya.

Pihak sekolah memberikan pendampingan khusus. Tujuannya supaya bisa memilih jurusan dan perguruan tinggi yang memiliki peluang diterima lebih besar.

"Itu juga disesuaikan dengan minat siswa. Misalkan saya ingin masuk di Fakultas Hukum UGM, itu kalau ada teman yang memilih jurusan yang sama, harus dilihat nilainya apakah di atas atau di bawah kita. Kita juga harus melihat senior di tahun sebelumnya ada berapa saja yang diterima di jurusan dan perguruan tinggi tersebut. Sehingga ada bayangan kira-kira berapa saja siswa yang kemungkinan diterima," tambahnya.

Baca juga: Demi Model dan Merek, Pembeli Pakaian Bekas Impor Banyak dari Kalangan Kantong Tebal

40 Persen
Peran sekolah sangat penting bagi siswanya agar bisa diterima masuk PTN melalui jalur SNMPTN.

Di SMA N 1 Semarang sendiri, para siswa diminta aktif untuk berkonsultasi kepada wali kelas maupun guru BK.

Konsultasi diperlukan untuk menentukan apakah ada peluang untuk lolos dalam seleksi SNMPTN.

Waka Kurikulum SMA N 1 Semarang, Sigit Priyanto, mengatakan siswa yang ingin lolos di SNMPTN harus masuk dalam kriteria persyaratan nilai. Bagi sekolah dengan akreditasi A, memiliki kuota 40 persen.

"Kriteria 40% adalah rata-rata nilai enam mata pelajaran dari semester satu hingga lima. Yaitu jurusan IPA ada Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia dan Biologi. Kalau IPS ada Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Geografi dan Sosiologi. Dari enam mapel tersebut kemudian dilakukan pemeringkatan untuk mendapatkan 40 persen peringkat atas," tuturnya.

Untuk siswa yang masuk dalam kategori eligible, pihak sekolah tidak perlu memberikan jam pelajaran tambahan.

Jam pelajaran tambahan hanya diperuntukkan bagi siswa yang ingin masuk seleksi SBMPTN, sebab harus menggunakan ujian tertulis berbasis komputer.

"Kalau untuk SBMPTN sekolah punya program bimbingan khusus di kelas XII semester enam. Kalau yang SNMPTN tidak ada, karena itu seleksi jalur undangan dengan menggunakan nilai rapor semester satu hingga lima," tambahnya.

Sebenarnya tidaknya hanya nilai rapor saja yang digunakan untuk bisa lolos SNMPTN. Menurut Sigit, banyak variabel yang diberlakukan namun yang lebih tahu cenderung pihak LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi).

"Tidak hanya rapor, ada akreditasi sekolah, jumlah alumni di universitas tersebut, peringkat UTBK alumni, afirmasi daerah, dan sebagainya. Yang lebih tahu cenderung LTMPT," ucap Sigit.

Meskipun pembelajaran tatap muka sempat terkendala pandemi, pihak sekolah tetap memaksimalkan pembelajaran secara daring.

Saat diberlakukan pembelajaran tatap muka terbatas pun, pihak sekolah juga tetap mematuhi aturan dari pemerintah.

"Para siswa juga tidak ada kendala keterbatasan akses belajar. Saat mengikuti pelajaran secara daring pun juga bisa dimanfaatkan dengan baik," tegasnya.

Baca juga: Pakaian Bekas Impor Menggerus Produk Lokal

Lima semester
Tak hanya SMA N 1 Semarang saja yang memaksimalkan pembelajaran daring, supaya siswanya lolos SNMPTN.

Di SMA N 3 Semarang pun juga demikian. Waka Humas SMAN 3 Semarang, Arief Setyayoga, mengatakan selama pandemi pihaknya memberlakukan kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka.

Sehingga siswa tetap bisa bertemu dengan gurunya langsung untuk konsultasi terkait pelajaran.

"Termasuk bagaimana caranya supaya bisa lolos SNMPTN. Sebab untuk masuk kriteria siswa eligible, siswa harus memiliki nilai rapor dari semester satu hingga lima di atas KKM," tambahnya.

Baik di SMAN N 1 Semarang maupun SMA N 3 Semarang tidak ada tambahan jam pelajaran untuk SNMPTN. Hal itu karena salah satu penentu lolos atau tidaknya berdasarkan rapor.

"Untuk jam pelajaran tambahan tidak ada. Termasuk kelas khusus juga tidak ada. Ini murni dari kemampuan masing-masing siswa sejak semester satu," ujarnya.

Baca juga: Mesin Parkir Puluhan Miliar di Kota Bandung Rusak Tak Berfungsi, Tarif Parkir Dinaikkan

10.000 Mahasiswa
Ketua UPT Humas Unnes, Burhanuddin, SS. MA menyebutkan, penerimaan Unnes juga melalui tiga jalur yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan Seleksi Mandiri.

"Kami belum bisa memastikan angka kuota mahasiswa, namun bisa kami perkirakan daya tampung mahasiswa baru di angka 10.000 orang," ujarnya pada Tribun Jateng, Sabtu (8/1).

Dari jumlah tersebut, kuota akan dibagi sebesar 30% untuk SNMPTN, 40% untuk SBMPTN, dan 30% untuk jalur mandiri.

Adapun tiga tertinggi program studi yang paling banyak diminati di Unnes berdasarkan data tahun sebelumnya yakni Manajemen S1 Fakultas Ekonomi, Ilmu Hukum S1 Fakultas Hukum, dan Kesehatan Masyarakat S1 Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Sementara untuk 3 program studi rendah peminatan ialah Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar S1 Fakultas Ilmu Keolahragaan, Pendidikan Bahasa Prancis S1, dan Pendidikan Seni Rupa S1 Fakultas Bahasa dan Seni. Untuk tahun ini belum tahu.

"Kami memberikan kesempatan sekolah memilih siswa ke Unnes melalui SNMPTN. Sekolah dengan akreditasi A memiliki kuota 40% dan sekolah berakreditasi B memiliki kuota 25% siswa bisa masuk melalui SNMPTN," urai Burhan.

SNMPTN dilakukan terpusat melalui Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang menyaring dan memperingkat nilai rapor, prestasi akademik, dan prestasi nonakademik sebagai dasar penentuan penerimaan.

Adapun SBMPTN ialah dilakukan secara nasional dengan melakukan seleksi masuk dengan tes tulis berbasis komputer.

Di Unnes juga menerima SNMPTN program afirmasi bagi calon mahasiswa dari wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T). Mahasiswa afirmasi mendapatkan subsidi pendidikan dari pemerintah.

Adapun mahasiswa yang sudah diajukan SNMPTN oleh sekolah diharapkan bila sudah lolos diterima di Unnes, agar mengambil kesempatan tersebut.

Pasalnya, bila masyarakat membatalkan pengumuman penerimaan tersebut, mereka juga tidak bisa mengikuti SBMPTN di tahun yang sama.

"Untuk sekolah dari siswa yang membatalkan pengumuman penerimaan, agar mengajukan pembatalan dengan surat resmi sepengetahuan sekolah agar tidak merugikan adik kelas yang akan mengikuti SNMPTN di kemudian hari," ujarnya. (afn/arh/jti)

Baca juga: Tarif Parkir di Kota Bandung Naik Tinggi, Warga Keberatan dan Minta Ditinjau Ulang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini