Laporan Wartawan Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Keberadaan jadah tempe khas Kaliurang, Mbah Carik cukup terkenal bagi masyarakat Yogyakarta maupun wisatawan yang berkunjung ke Kaliurang.
Kemarin, Sudimah Wiro Sartono atau Mbah Sudimah yang merupakan generasi kedua pemilik usaha itu tutup usia, Selasa (11/1) pukul 18.00 WIB.
Lurah Hargobinangun, Amin Sarjito tidak membantah meninggalnya mbah Sudimah yang akrab dipanggil mbah Carik ini.
"Iya benar, Mbah Carik meninggal dunia,"katanya, Selasa (11/01/2022) malam.
Baca juga: Kemendag Berhasil Dorong Produk Tempe Rambah Pasar Global
Menurut informasi yang diterima, Mbah Carik meninggal pukul 18.00 WIB.
"Untuk pemakamannya besok jam 11.00 di makam Mayang Sekar, Kaliurang Timur,"sambungnya.
Berikut ini deretan fakta-fakta terkait sosok dibalik Jadah tempe Mbah Carik
1. Meninggal di usia 92 Tahun
Terkait penyebab meninggalnya Sudimah Wiro Sartono, Amin menyebut karena usia tua.
Mbah Sudimah Wiro Sartono juga sering sakit.
"Mbah kan sudah sepuh (tua).
Usianya sudah 92 tahun, ya kemarin sempat sakit juga, sakit tua,"terangnya.
2. Dijajakan Sejak Tahun 1950
Usaha almarhumah Sudimah Wiro Sartono dalam mengembangkan kuliner khas Jadah Tempe Mbah Carik butuh perjuangan berliku hingga bisa sukses.
Jadah tempe adalah makanan tradisional khas Kabupaten Sleman, yang biasanya banyak ditemui di kawasan Kaliurang, lereng Gunung Merapi.
Baca juga: Kakek 61 Tahun di Gresik Ditemukan Meninggal Dunia, Terbaring di Atas Sajadah
Jadah tempe merupakan gabungan dari dua jenis makanan, yaitu jadah berupa olahan dari ketan dan tempe yang biasanya diolah dengan cara dibacem.
Jadah tempe yang paling dikenal masyarakat adalah Jadah Tempe Mbah Carik, yang dijajakan kali pertama pada 1950-an oleh Sastro Dinomo atau Mbah Carik.
Disarikan Tribunjogja.com dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Sleman, Jadah Tempe Mbah Carik sejak awal memang dijual di kawasan Kaliurang.
3. Jadi Makanan Kesukaan Sultan HB IX
Makanan tersebut menjadi terkenal ketika Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX mencoba mencicipi dan ternyata sangat suka sampai-sampai ketagihan.
Sultan HB IX kemudian sering mengirim utusan, yakni para pengawal, ke Kaliurang untuk membeli jadah tempe buatan Sastro Dinomo atau Mbah Carik.
4. Generasi kedua Jadah Tempe Mbah Carik
Almarhumah Sudimah Wiro Sartono atau Mbah Sudimah sebenarnya bukan pendiri melainkan generasi kedua yang membuat terkenal Jadah Tempe Mbah Carik.
Pendirinya adalah Sastro Dinomo, salah seorang carik di Kaliurang.
Gelar Mbah Carik diberikan oleh Sultan Hamengku Buwono IX.
Sudimah Wiro Sartono telah berpulang, tetapi kepopuleran Jadah Tempe Mbah Carik tidak akan pernah luntur, apalagi sudah ada generasi penerusnya. (Tribun Jogja/Sigit Widya/Christi Mahatma Wardhani)