News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pencopotan Kasat Reskrim Polres Boyolali, Polisi Sebut Wanita yang Melapor Berbohong

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

R kembali mendapat ancaman akan dibunuh usai dirinya bertanya mengenai arah tujuannya.

Koe arep tak pateni tak guwak neng gunung (Kamu mau saya bunuh saya buang ke gunung),” jelasnya.

Beruntung, R bisa mengontrol emosi GWS agar tak keluar lagi kata-kata ancaman.

GWS yang mengaku lapar kemudian mampir makan di sebuah warung soto.

Setelah makan, GWS menjadi ngantuk.

GWS kemudian menghubungi seseorang untuk menanyakan ketersediaan kamar kosong di sebuah hotel.

Hingga akhirnya keduanya sampai di sebuah hotel dan terjadi hubungan suami istri tersebut.

“Saya disitu hanya bisa pasrah. Dalam arti saya ingin masih hidup. Sing penting aku isoh urip (Yang penting saya bisa hidup),” ujarnya.

R tak kuasa menahan tangis saat mendengar dirinya yang disebut memberikan keterangan palsu.

“Aku tidak bisa ngomong lagi, sakit. Saya punya anak dua kecil-kecil saya tinggal untuk bagaimana saya bisa membebaskan suami saya,” katanya

Yang membuat sedih lagi, akibat pemberitaan yang seakan menyerang balik dirinya sebagai korban membuat sakit jantung orang tuanya kambuh.

Baca juga: Lapor Jadi Korban Pelecehan, Perempuan di Boyolali Malah Diejek Oknum Polisi: Lha Piye, Enak To?

Soal rekaman CCTV yang terlihat seakan-akan berebut saat akan membayar hotel, R punya jawaban. 

R mengatakan dirinya membayar biaya hotel karena GWS tak memiliki uang.

Sebab, saat berada di dalam mobil GWS mengatakan dirinya tidak akan mendapatkan uang kalau tidak membunuh R.

Aku iki engko ra ndue duet nho, nek ora matani koe, aku ra entuk opah soko bosku (Saya nanti tidak punya uang, kalau tidak membunuh kamu, saya tidak dapat upah dari bos saya),” jelas R, dengan nada tegas, dikutip dari TribunSolo.com

R pun kemudian menantang GWS mintanya berapa, tapi dirinya tak membawa uang dalam jumlah yang banyak.

“Cuma bawa uang Rp 2 juta, kalau mau iki gawak en sik, engko nek teko ngomah tak kek i meneh nek njaluk mu duit (Kalau mau ini bawa dulu uangnya, nanti sampai rumah tak kasih lagi kalau minta uang). Aku pengen urep, anakku ijek cilik-cilik (Saya mau hidup, anak saya masih kecil),” ujarnya.

Nah, setibanya di sebuah hotel tersebut, R yang tahu GWS tak punya uang, kemudian membayar hotel tersebut.

“Karena aku tahu dia itu tidak punya uang,” pungkasnya.

3. GWS Buka Suara, Bantah Lakukan Rudapaksa

GWS, pria yang diduga melakukan rudapaksa terhadap R akhirnya buka suara. 

Dikutip dari TribunSolo.com, GWS secara tegas membantah seluruh tuduhan itu. 

Melalui kuasa hukumnya, Tukinu, GWS menyatakan sudah mengenal R sejak lama.

Hal itu lantaran, GWS yang merupakan warga Sambi bagian utara tak terlalu jauh dengan rumah R.

Jarak rumah dengan R cukup dekat hanya 4 kilometer, menjadikan GWS sering membeli minuman di rumah R.

“R dengan suaminya ini kan mempunyai usaha sampingan minuman penghangat, juga mempunyai hobi yang sama dengan klien kami, yakni bermain judi,” kata Tukinu kepada TribunSolo.com, Selasa (25/1/2022).

Menurutnya, GWS tak hanya sekali dua kali mendatangi rumah R dan Suami.

Sebab, selain pelanggan minuman, GWS juga sering bermain domino di rumah R, meskipun hanya kecil-kecilan.

“Kenalnya itu kenal, tahu, tahu tapi tidak akrab,” ungkapnya.

Menurut Tukinu, GWS menyatakan dugaan tindak pidana yang diadukan R itu sama sekali tak sesuai keadaan sebenarnya.

Dia menyatakan klienya tak pernah mengaku sebagai anggota Polda Jateng.

Ancaman hingga rudapaksa terhadap R yang telah diadukan itu juga tidak benar.

Bahkan, akibat pernyataan R melalui media massa itu, GWS menjadi malu.

“(Pengakuan R) itu sama sekali tidak benar,” ujarnya.

Misalnya, soal mengaku sebagai seorang perwira Polisi dengan menunjukkan KTA hingga terjadinya kekerasan dan pengancaman terhadap R, itu semua tidak ada.

Kliennya menyatakan sama sekali tak menunjukkan KTA, dan mengancam menggunakan pisau jika menuruti kemauannya.

“(Penodongan pisau) Itu sama sekali tidak terjadi benar dan tidak pernah terjadi,” kata Tukinu.

Bahkan, saat menuju hotel di kawasan Bandungan, Semarang setelah mendatangi Polres Boyolali saat sedang apel, R dengan kesediaan mau diajak ke hotel tersebut untuk istirahat.

“Terjadinya hubungan di hotel Bendungan itu didasari mau sama mau. Apakah itu suka sama suka saya tidak tahu, tapi tidak ada unsur-unsur kekerasan,” terangnya.

Baca juga: Balita 3 Tahun di Boyolali Meninggal Karena Tercebur Sumur Sedalam 28 Meter 

Di samping itu, pada di lokasi hotel tersebut, R juga diberikan kebebesan penuh.

“Contoh kebebasan pegang kunci hotel dia, dia keluar masuk membeli makanan juga bebas,” imbuhnya. 

(Tribunnews.com/Daryono) (TribunSolo.com/Tri Widodo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini