TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Kasus penganiayaan terjadi di Jalan Pasekan Nomer 16, Banjar Kapal, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, yang menyebabkan Jupriadi (36) asal Banyuwangi tewas dibacok menggunakan celurit oleh I Nengah Wanta (36) asal Banjar Buayang, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan Klungkung.
Peristiwa nahas tersebut terjadi akibat Wanta cemburu karena istrinya, Kadek Setyawati (29) diduga berselingkuh dengan korban.
Dalam peristiwa tersebut, Setyawati juga mendapatkan sejumlah tusukan temutik. Namun beruntung nyawa korban berhasil diselamatkan.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Selasa (25/1), peristiwa ini berawal pada Senin (24/1) malam. Saat itu pelaku datang ke konter pulsa milik istrinya yang berada di lokasi kejadian (TKP).
Saat baru datang, pelaku duduk di depan konter. Tak berselang lama, ia lantas memanggil Jupriadi yang tengah berjualan di sebelah konter milik istri pelaku.
Saat itu, Wanta memanggil korban dengan alasan membahas terkait bisnis jual beli tanah. Diketahui bahwa saat itu, pelaku sudah memiliki dendam dengan korban Jupriadi karena diduga menyelingkuhi istrinya.
Sempat ngobrol beberapa menit, Wanta lantas pulang sebentar mengaku akan menghidupkan lampu di rumah.
Namun diketahui, saat itu Wanta tengah mengambil senjata tajam. Mulai dari sabit yang diselipkan di belakang punggung dan temutik yang dia simpan di saku celana. Lalu, ia kembali ke konter istrinya, dan duduk di depan konter.
Saat sedang duduk, korban Jupriadi kembali mendekat langsung jongkok dan menghidupkan rokok.
Tiba-tiba pelaku langsung bangun dan mengambil sabit yang diselipkan di punggungnya, lantas membacok punggung Jupriadi dua kali sampai mata sabit terlepas dari gagang. Saat membacok tersebut, Wanta sempat melontarkan kata, "B*ngs*t kamu. Kamu menyelingkuhi istrinya saya," ujarnya.
Saat itu, korban Jupriadi sempat berlari ke arah sawah dengan kondisi sabit masih menancap di punggungnya. Sementara pelaku saat itu tengah ditenangkan oleh seorang saksi, I Dewa Nyoman Parta (57) yang merupakan seorang sopir yang kebetulan lewat saat itu.
Sementara korban Jupriadi dilarikan ke RSU Ganesha Celuk. Namun Selasa (25/1) pukul 00.05 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia.
Sementara istri pelaku saat kejadian berlangsung, keluar konter dan menanyakan suaminya apa yang terjadi. Namun Wanta lantas mencecar istrinya dengan tuduhan selingkuh dengan Jupriadi.
Setelah itu, Wanta pun menganiaya istrinya tersebut menggunakan temutik. Akibatnya, istrinya mengalami luka tusuk dan goresan di sejumlah tubuhnya. Dan, saat ini korban tengah dirawat di RSU Ganesha Celuk.
Kapolsek Sukawati, Kompol I Made Ariawan mengakui adanya peristiwa tersebut. Kata dia, motif dari penganiayaan terhadap adalah pelaku marah pada korban yang berselingkuh.
Perselingkuhan tersebut diketahui melalui rekaman suara yang dikantongi pelaku.
"Pasca kejadian, kami langsung mendatangi TKP dan mengamankan pelaku tanpa perlawanan. Dan, pelaku sendiri mengakui perbuatannya," ujarnya.
Kapolsek mengatakan, jenazah Jupriadi telah dibawa ke RSUP Sanglah untuk keperluan autopsi. Sementara istri pelaku masih dalam perawatan intensi di rumah sakit. Saat ini kondisinya sangat memperihatinkan akibat puluhan luka tusukan menggunakan temutik.
Luka yang dialami korban Jupriadi, di antaranya, luka bacokan sabit di bagian punggung. Sementara istri pelaku, Ni Kadek Setyawati mencapai 32 kali tusukan. Luka-luka tusukan tersebut sebagian besar berada di bagian kedua tangan, punggung, perut hingga kaki.
"Korban yang perempuan masih dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Nengah Wanta, pelaku penganiayaan, masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sukawati, Selasa siang.
Selama berada di kantor polisi, rupanya ia belum mengetahui bahwa Jupriadi meninggal dunia. Dia baru tahu saat diberi pertanyaan oleh wartawan.
Saat ditemui di Mapolsek Sukawati, wajah Wanta tampak tenang. Ia pun tampak ramah dan berkelakuan baik di sana.
Namun raut wajahnya seketika berubah, saat wartawan menanyainya apakah dia menyesal melakukan perbuatannya tersebut hingga menyebabkan Jupriadi tewas.
"Siapa yang tewas? Masak tewas, kan lukanya kecil," ujar Wanta.
Ia lantas mengatakan ia menyesali perbuatannya dengan wajah murung.
"Saya sangat menyesali perbuatan saya," imbuhnya.
Cemburu
Di Mapolsek Sukawati, Wanta mengatakan, aksinya tersebut dipicu rasa cemburu. Sebab ia sempat secara diam-diam menaruh alat perekam di konter istrinya.
Dia pun kaget saat membuka isi rekaman tersebut mengarah pada percakapan intim antara istrinya dengan korban tewas, Jupriadi.
"Saya sempat taruh HP untuk merekam. Saya dengar mereka ngobrol intim. Sampai mengarah video seks. Lewat video istri saya memperlihatkan barang intimnya ke dia (korban)," ujarnya.
Wanta pun sempat beberapa kali mencurigai istrinya melakukan pertemuan dengan korban. Namun dia tak pernah memergoki saat mereka berhubungan badan.
Tetapi Wanta kerap melihat gerak-gerik yang mencurigakan pada istrinya.
"Melihat langsung belum pernah, tapi sering saya dapati hal-hal yang mencurigakan," ungkapnya.
Kecurigaan Wanta pada istrinya tak terlepas dari rekam jejak hubungan pernikahan mereka. Dimana, sejak tahun 2019 hingga tahun ini, ia telah diselingkuhi sebanyak tiga kali oleh istrinya.
"Sudah tiga kali saya diselingkuhi, lakinya beda. Sempat saya pergoki waktu dia bersama selingkuhannya di Denpasar dulu," ujarnya.
Meskipun demikian, Wanta tidak menceraikan istrinya karena permintaan orangtua Wanta. "Jadi pas awal-awal ketahuan selingkuh, orangtua saya memelas agar tidak cerai. Karena saya dan istri masih ada hubungan kekeluargaan. Istri saja dijadikan keponakan oleh ibu saya," ungkapnya. (weg)