TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Makmur PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) kembali menunjukkan peningkatan produktivitas hasil pertanian masyarakat, khususnya komoditas kentang di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Produktivitas kentang pada program Makmur PKT kali ini mencapai 125 persen, dengan hasil bersih rata-rata 19 ton per hektare dari sebelumnya maksimal 15 ton per hektare.
Keberhasilan tersebut ditandai dengan panen perdana oleh Manajemen PKT bersama Pupuk Indonesia dan Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, pada Selasa (25/1/2022).
SEVP Business Support PKT Meizar Effendi, mengungkapkan Program Makmur kali ini dilaksanakan di atas lahan seluas 124,5 hektare, dengan jumlah petani yang terlibat sebanyak 110 orang dari Kelompok Tani Kecamatan Ngantang. Program ini menggunakan pupuk non subsidi PKT, yakni NPK Pelangi, pupuk hayati Ecofert dan dekomposer Biodex.
Hasil produktivitas kentang pada program Makmur kali ini diserahkan kepada PT Indofood sebagai offtaker untuk diolah menjadi produk makanan ringan. Ini menunjukkan bahwa program Makmur turut menggandeng semua pihak untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Program Makmur merupakan kesinambungan upaya PKT bersama Pupuk Indonesia, untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong kesejahteraan petani melalui sinergi BUMN dengan memfasilitasi beragam kemudahan.
Baca juga: Pupuk Indonesia Akan Tindak Tegas Distributor yang Permainkan HET ke Petani
Mulai dari penyediaan agri input seperti bibit dan pupuk, akses permodalan bagi petani, pendampingan berkala, asuransi pertanian untuk antisipasi gagal panen, hingga jaminan pembelian hasil panen oleh offtaker secara kontinyu di atas rata-rata harga pasar.
Dari total target 12.000 hektare lahan di tahun 2021, PKT mampu merealisasikan lebih dari 18.000 hektare untuk program Makmur di seluruh wilayah tanggungjawab Perusahaan, dengan persentase mencapai 150 persen.
“Khusus Jawa Timur, Program Makmur PKT telah terealisasi seluas 2.800 hektare, yang tersebar di sejumlah daerah dengan beragam komoditas seperti padi, jagung hingga semangka,” terang Meizar dalam keterangannya, Jumat (28/1).
Program Makmur juga merupakan langkah aktif PKT mengajak generasi muda kembali bertani dan melirik pertanian sebagai sektor potensial untuk dikembangkan, sekaligus mendorong peningkatan penggunaan pupuk non subsidi untuk mengurangi ketergantungan petani akan pupuk subsidi dengan target luasan lahan yang jauh lebih besar, serta menjangkau lebih banyak petani Indonesia pada berbagai komoditas.
“Tahun 2022, PKT menargetkan 60.000 hektare bisa terealisasi di seluruh wilayah tanggungjawab Perusahaan, sehingga seluruh sektor pertanian masyarakat dan kesejahteraan petani semakin meningkat dan berkembang,” tambah Meizar.
SEVP Marketing Operation Pupuk Indonesia Gatoet Gembiro Nugroho, mengatakan keberhasilan program Makmur tak hanya dilihat dari kemudahan akses yang diberikan korporasi bagi petani, tapi juga dipengaruhi semangat serta keinginan para petani untuk lebih maju dan sejahtera.
Untuk itu, dirinya mengimbau petani terus mendorong produktivitas pertanian agar mencapai hasil yang optimal, sehingga manfaat program Makmur dapat memberikan dampak lebih besar untuk mewujudkan pengembangan korporasi pertanian dalam menopang perekonomian nasional.
“Program Makmur bukan sekedar teori, tapi sudah dibuktikan dengan berbagai keberhasilan pada beragam komoditas. Hal ini hendaknya bisa menjadi perhatian petani, agar terus semangat untuk mendorong produktivitas hasil pertanian dan mencapai kesejahteraan,” terang Gatoet.
Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, mengapresiasi keberhasilan program Makmur yang diinisiasi PKT bersama Pupuk Indonesia dalam meningkatkan hasil pertanian masyarakat, khususnya komoditas kentang di Kabupaten Malang.
Dirinya berharap agar program Makmur terus dikembangkan sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat secara optimal dan mampu memberikan ruang lebih luas bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan dengan hasil maksimal.
Seiring meningkatnya hasil pertanian masyarakat, dirinya menilai PKT sebagai salah satu produsen pupuk anak usaha BUMN telah membuktikan kualitas produk melalui program ini, sehingga petani diharap tidak memiliki keraguan untuk penggunaan pupuk non subsidi, melihat hasil yang didapatkan pun jauh lebih maksimal.