TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Viral sebuah video yang memperlihatkan ratusan personel polisi bersenjata lengkap mengepung sebuah masjid dan menangkap sejumlah warga di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo pada Selasa (8/2/2022).
Adapun video itu dibagikan oleh akun Instagram @wadas_melawan.
Pengepungan itu diduga saat ratusan polisi mengawal tim pengukur lahan penambangan batuan andesit di desa Wadas.
Menanggapi video itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudussy membantah adanya pengepungan masjid di Desa Wadas.
Menurutnya, video yang beredar di media sosial dinarasikan secara provokatif.
Iqbal mengklaim polisi berada di depan masjid untuk melakukan pengamanan dari serbuan massa.
Baca juga: WALHI Desak Atensi Kapolri Terkait Kesewenang-wenangan Kepolisian di Desa Wadas Jateng
"Polisi mengamankan yang di dalam masjid dari serbuan warga lain," ujar Iqbal Alqudussy dalam keterangannya, Rabu (9/2/2022).
Selama proses pengukuran, kata Iqbal, massa yang menolak kegiatan tersebut berkumpul di depan masjid.
Dia mengklaim terdapat beberapa warga yang kedapatan membawa senjata tajam (sajam).
Iqbal menuturkan masa yang menolak proses pengurukan juga diklaim melakukan sejumlah aksi provokatif dengan melempar batu dari arah masjid.
Aksi itu pun tak disetujui oleh massa yang pro pengukuran masjid tersebut.
"Massa pro mengejar, dan ada yang lari ke dalam masjid pakai celana pendek juga. Lihat videonya, polisi membelakangi masjid, polisi justru mengamankan orang di dalam masjid dari serangan massa pro yang kejar massa kontra," jelas Iqbal.
Di sisi lain, Iqbal juga membantah ada upaya paksa petugas kepolisian masuk ke rumah warga untuk melakukan penangkapan. Adapun penangkapan tersebut diklaim telah sesuai dengan prosedur.
"Ada provokasi. Saat akan diamankan mereka lari ke rumah penduduk," pungkas Iqbal.